Model Penilaian Kepribadian Islami Guru Madrasah Aliyah Negeri di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lukman, Lukman and Marsigit, Marsigit (2025) Model Penilaian Kepribadian Islami Guru Madrasah Aliyah Negeri di Daerah Istimewa Yogyakarta. S3 thesis, Sekolah Pascasarjana.

[img] Text
disertasi_lukman_18701264003.pdf

Download (12MB)

Abstract

Fenomena umum belum mantapnya kepribadian Islami di kalangan guru seperti penyebaran hoax, ujaran kasar, pesimisme, kekerasan seksual, kemalasan, dan kurangnya kesungguhan dan kreativitas, menunjukkan urgensi penguatan kepribadian guru. Di madrasah aliyah, kurangnya kesungguhan dan lemahnya kreativitas juga terjadi, padahal guru memiliki peran sentral dalam membentuk kepribadian siswa melalui keteladanan. Kepribadian, dalam khazanah Islam tercermin dalam kondisi jiwa yang Sangat Damai, yakni nafs Muthmainnah, Radhiah, Mardhiah, dan Kamilah, yang tampak dalam kesungguhan, kejujuran, pemahaman nilai-nilai Islami, dan kesadaran akan pengawasan Ilahi. Untuk mengembangkan kepribadian Islami tersebut diperlukan waktu yang panjang dan peta yang akurat berdasarkan keadaan kondisi pribadi masing-masing guru. Berdasarkan kebutuhan tersebut, penelitian bertujuan untuk mengembangkan model penilaian kepribadian Islami yang relevan, valid, reliabel, efektif, layak, dan aplikatif. Model ini diharapkan menjadi alat penilaian akurat yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan kepribadian secara berkelanjutan menuju kepribadian Islami yang sangat damai. Model dikembangkan menggunakan pendekatan Design and Development (D&D) dengan model ADDIE dan divalidasi melalui metode kuantitatif dan kualitatif. Prosedur penelitian adalah: (1) Identifikasi kebutuhan; (2) Merumuskan model; (3) Diskusi dengan pakar dan revisi sesuai masukan; (4) Model diuji oleh ahli dan dianalisis menggunakan Indeks Aiken; (4) Uji coba terbatas dengan 78 responden guru Madrasah Aliyah Swasta di DIY; (5) Setelah Revisi berdasarkan uji coba, data yang didapatkan dianalisis dengan uji psikometrik melalui Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Item Response Theory (IRT) dengan Generalized Rating Model (GRM) dengan bantuan Program R; (6) Penerapan dilakukan kepada sampel berjumlah 132 Guru MAN di DIY yang ditentukan dengan teknik Cluster Simple Random Sampling; dan (7) Validasi konteks dan diseminasi dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama guru madrasah di 4 kabupaten dan 1 kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Data hasil FGD dan wawancara dilakukan dengan teknik analisis data Interaktif. Hasil penelitian menujukkan bahwa Model Penilaian Kepribadian Islam yang relevan bagi guru aliyah mempunyai tiga dimensi, yaitu: (1) Aqliyah atau kognitif spiritual, yang mengukur aspek Mengenal Diri, Mengenal Allah, dan Mengenal Dunia; (2) Nafsaniyah atau afektif spiritual, yang mengukur aspek Ammarah, Lawwamah, Mulhimah, Muthmainnah, Radhiyah, Mardhiyah, dan Kamilah; dan (3) Akhlaqiyah atau psikomotorik etis yang mengukur aspek Dzalimul Linafsih, Muqtashid, dan Sabiqul Khairat. Model memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, dengan nilai fit indices yang sangat baik (CFI > 0.9) dan konsistensi internal tinggi (α > 0.8). Model Penilaian Kepribadian Islami menunjukkan tingkat iii efektivitas yang tinggi, dengan memenuhi 90% standar kelayakan psikometrik dan 92% kelayakan prosedur pengembangannya. Profil kepribadian Islami guru MAN di DIY menunjukkan mayoritas guru berada dalam kategori Damai, tidak ada satupun berkategori Sangat Damai, dan 1 guru berkategori Belum Damai. Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD), penerimaan guru terhadap model penilaian ini sangat positif, dengan beberapa temuan: (1) Guru menilai bahwa model ini bermanfaat, relevan, dan mendalam secara spiritual; (2) Instrumen dianggap mampu menjadi alat refleksi diri dan muhasabah, bukan hanya alat ukur teknis. Temuan baru dari penelitian ini meliputi: (1) Formulasi tiga dimensi kepribadian Islami yang terintegrasi dan operasional, dengan indikator yang dapat diukur dan diuji secara empiris belum ditemukan pada model-model kepribadian yang ada sebelumnya, baik dalam literatur Islam maupun pendekatan psikologi Barat; (2) Klasifikasi hasil pengukuran dalam empat kategori baru: Sangat Damai, Damai, Kadang Damai, dan Belum Damai yang menekankan aspek ketenangan jiwa sebagai indikator keberhasilan pengembangan kepribadian Islami; (3) Temuan kontekstual dari FGD, seperti pentingnya niat mengajar, keteladanan spiritual, dan makna “damai batin” sebagai wujud aktualisasi kepribadian Islami, memperkaya kerangka teoritis dan memperkuat relevansi model dengan praktik. Pemaknaan model sebagai alat muhasabah spiritual, bukan hanya sekadar alat ukur teknis menjadikan model berfungsi sebagai instrumen reflektif dan formatif dalam pembinaan kompetensi kepribadian guru madrasah Aliyah.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: Kepribadian, Islami, Guru, Madrasah, Aliyah, DIY, Valid, Reliabel, Layak, Efektif.
Subjects: Filsafat. Psikologi. Agama > Agama
Pendidikan > Pendidikan Menengah
Pendidikan > Evaluasi Pendidikan
Filsafat. Psikologi. Agama > Studi Islam
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 22 Oct 2025 05:03
Last Modified: 22 Oct 2025 05:03
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/88217

Actions (login required)

View Item View Item