Sukinah, S.Pd. (2007) METODE PECS (PICTURE EXCHANGE COMUNICATION SYSTEM) UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN KOMUNIKASI ANAK AUTISME DI SEKOLAH KHUSUS AUTISME BINA ANGGITA YOGYAKARTA. [Experiment/Research]
|
Text
Sukinah.pdf Download (11kB) | Preview |
Abstract
Anak autisme merupakan anak yang mengalami gangguan perkembangan terutama pada aspek dalam perilaku, bahasa, serta interaksi sosial. Pada umumnya orang selalu bergaul dengan orang lain sebagai dasar hidup yang bahagia. Melalui interaksi antara sesama, seseorang dapat mengutarakan perasaan, keinginan, harap¬an, kemauan serta pikiran. Komunikasi merupakan suatu proses tim¬bal balik yang sedang terjadi antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi terdiri dari orang yang mengirim pesan, isi pesan, serta orang yang menerima pesan. Anak-anak autis yang tidak atau belum dapat berkomunikasi dengan intensif karena kognisi masih kurang, namun juga dapat berkomunikasi dimana beberapa tingkah laku diterima dan ditafsirkan oleh anak dalam interaksi. Keinginan anak autisme untuk berkomunikasi dengan orang lain, bilamana anak ingin memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keluhan utama dari orangtua yang memiliki anak dengan ganggu¬an perkembangan autisme adanya keterlambatan per¬kembang¬an bicara atau bahkan belum bisa berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu perlu adanya metode untuk meningkat¬kan kecakapan komunikasi anak autisme dengan memperhatikan kemampuan yang lebih dalam aspek visual learner. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kecakapan ko¬munikasi pada anak autis, 2) Meningkatkan kecakapan komunikasi anak autis melalui Metode PECS (Picture Exchange Communica¬tion System) yang diberikan melalui pembelajaran aktifitas ke¬hidupan sehari-hari.Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif des¬kriptif, dengan subyek penelitian sebanyak 4 anak. Usia mereka 7-10 tahun dengan 1 anak perempuan dan 3 anak laki-laki, ke¬mampu¬an komunikasi non verbal 2 anak serta kemampuan komunikasi verbal 2 anak. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara serta latihan. Analisis data dilakukan de¬ngan cara penyederhanaan data, mengklasifikasi, dan membuat simpulan makna hasil analisis, di samping menggunakan analisis deskriptif dari data-data yang ada. Hasil penelitian menunjukkan: 1) kecakapan komunikasi anak autis sangat rendah bahkan belum mampu sama sekali, ter¬utama komunikasi dengan lingkungan di luar sekolah atau keluar¬ga, 2) Urutan pembelajaran metode PECS dari mulai hal yang sangat sederhana dan melalui fase-fase yang tediri 6 fase 3) Metode PECS (Picture Exchange Communication System) untuk me¬ningkat-kan efektifitas pembelajaran kecakapan komunikasi anak autis melalui pembelajaran aktifitas kehidupan sehari-hari. Tindak¬an pada putaran I belum dapat berjalan secara efektif karena guru masih bingung dengan aturan yang ada dalam tiap-tiap fase. Pada putaran I mengalami peningkatan kecakapan komunikasi terutama pada aspek mendengar, dan cara komunikasi namun belum mak¬simal. Putaran II dengan fase-fase yang sama namun ditekankan memfungsikan komponen dalam metode PECS yang terdiri mitra komunikasi dan fasilitator diefektifkan, demikian juga pemberian reward sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Subyek 4 anak menunjukkan peningkatan pada aspek mendengar, menjawab, cara komunikasi serta memahami kata. Sedangkan kemampuan menuangkan gagasan merupakan hal yang paling sulit bagi anak autisme. Kata kunci: metode PECS, kecakapan komunikasi, anak autisme FIP, 2007 (PEND. LUAR BIASA)
Item Type: | Experiment/Research |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa LPPM |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) > Pendidikan Luar Biasa |
Date Deposited: | 15 Aug 2012 01:48 |
Last Modified: | 02 Oct 2019 02:16 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4250 |
Actions (login required)
View Item |