PENGEMBANGAN MODEL PENGENDALIAN TANTRUM PADA ANAK AUTISME DI SLB DIAN AMANAH YOGYAKARTA

Hermanto, M.Pd. (2007) PENGEMBANGAN MODEL PENGENDALIAN TANTRUM PADA ANAK AUTISME DI SLB DIAN AMANAH YOGYAKARTA. [Experiment/Research]

[img]
Preview
Text
Hermanto.pdf

Download (14kB) | Preview

Abstract

Perkembangan berbagai kelainan pada masa anak-anak, se¬makin hari semakin bermacam-macam jumlah dan jenisnya. Di¬temu¬kannya berbagai macam jenis kelainan tersebut sangat di-pengaruhi oleh majunya teknologi pendeteksi kesehatan anak baik yang sifatnya medis, psikologis dan edukatif. Disisi lain ber¬tambah¬nya jumlah kelainan pada anak-anak juga sangat dipe¬ngaruhi oleh adanya kondisi psikis dan tuntutan hidup bagi para orang tua. Akhir-akhir ini, sebagai satu jenis kelainan yang diderita dan diketahui jenis kelainannya secara jelas sekitar usia tiga tahun adalah kelainan perkembangan anak-anak yang disebut dengan autisme. Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak-anak, dimana anak yang mengalami kelainan autisme mengalami ganggu¬¬¬an perkembangan, gangguan komunikasi bahasa dan sosial. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang terjadi pada usia anak-anak. Tanda-tanda autisme pada seorang anak paling tidak akan dapat diketahui sejak usia enam bulan sampai tiga tahun. Sebagai salah satu tanda untuk mendeteksi kemungkinan terjadi autisme adalah kemampuan komunikasinya terlambat, hilang¬¬nya kemampuan kontak mata dengan lawan bicara maupun daya konsentrasinya yang rendah. Penyandang autisme akan meng¬alami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi¬nya sangat terbatas. Mereka mengalami kesulitan berkomunikasi de¬ngan orang lain, sebagaimana kita ketahui bahwa seorang pe¬nyandang autisme mengalami gangguan perkembangan, komuni¬kasi bahasa dan sosial. Penyandang autisme tidak dapat ber¬komunikasi dengan orang lain secara berarti, bahkan mereka sangat sulit untuk berkonsentrasi memperhatikan lawan bicara pada waktu berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan jenis-jenis tantrum yang sering muncul pada anak autisme di SLB Dian Amanah Yogyakarta, 2) mendeskripsikan langkah-langkah pe-ngendalian tantrum pada anak autisme di SLB Dian Amanah Yogyakarta, dan 3) menemukan pengembangan model pengendali¬an tantrum pada anak autisme di SLB Dian Amanah Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif sejak bulan Mei hingga Oktober 2007 dengan empat orang guru yang mengampu empat siswa di SLB Dian Amanah yang sering tantrum. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tindakan dua kali putaran. Subyek penelitian sebanyak empat orang siswa tingkat Taman Kanak-Kanak yaitu AGS, ANS, HGS dan RRR. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, penugasan dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara penyederhanaan data, mengklasifikasi dan membuat simpulan makna hasil analisis. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut; 1) Jenis tantrum dari keempat subyek adalah menangis, menggigit, memukul, menjerit, menendang, membenturkan dahi, menarik jilbab guru, menjambak (menarik rambut teman), mendorong-dorong meja, melempar-lempar barang, dan merengek. 2) Langkah pengendalian tantrum dilakukan dengan membuat pantauan berupa jenis tantrum, saat terjadinya, faktor penyebab, tindakan guru dan reaksi anak. Kemudian diidentifikasi faktor penyebabnya, dan tindak¬an yang sebaiknya dilakukan seperti mengikuti kemauan anak. 3) Pengembangan model pengendalian tantrum yang dilaku¬kan dalam kegiatan ini harus diselaraskan dengan tujuan pem¬belajaran yang sedang dan akan berlangsung pada hari itu untuk masing-masing anak sehingga capaian pembelajaran tidak banyak tersita karena tantrum si anak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang model pengendalian tantrum di atas maka dalam penelitian ini dapat di¬simpulkan sebagai berikut: 1) Jenis tantrum yang muncul adalah ter¬halangnya keinginan anak untuk mendapatkan sesuatu, ketidak¬mampuan anak mengungkapkan diri, tidak terpenuhinya kebutuh¬an, anak merasa lelah atau lapar, sakit dan mengalami stres, dan me¬rasa tidak aman (insecure). Adapun bentuk tantrum dari ke¬empat subyek adalah menangis, menggigit, memukul, menjerit, menendang, membenturkan dahi, menarik jilbab guru, menjambak (menarik rambut teman), mendorong-dorong meja, melempar-lempar barang, dan merengek. 2) Langkah pengendalian tantrum di¬laku¬kan dengan membuat pantauan berupa jenis tantrum, saat terjadinya, faktor penyebab, tindakan guru dan reaksi anak. Ke¬mudian diidentifikasi faktor penyebabnya, dan tindakan yang sebaiknya dilakukan seperti mengikuti kemauan anak. 3) Pe¬ngembangan model pengendalian tantrum yang dilakukan adalah memiliki kesamaan dengan langkah-langkah pengendalian tantrum sebelumnya, hanya saja dalam kegiatan pengembangan model harus diselaraskan dengan tujuan pembelajaran yang sedang dan akan berlangsung pada hari itu untuk masing-masing anak sehingga capaian pembelajaran tidak banyak tersita karena tantrum si anak. Kata kunci: pengendalian tantrum, anak autisme FIP, 2007 (PEND. LUAR BIASA)

Item Type: Experiment/Research
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa
LPPM
Date Deposited: 14 Aug 2012 04:46
Last Modified: 02 Oct 2019 02:15
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4174

Actions (login required)

View Item View Item