STUDI TENTANG PENGETAHUAN INDEGENEOUS LANSIA DALAM MENGOBATI DAN MENJAGA KESEHATAN ANAK

Sri Iswanti, M.Pd. (2010) STUDI TENTANG PENGETAHUAN INDEGENEOUS LANSIA DALAM MENGOBATI DAN MENJAGA KESEHATAN ANAK. [Experiment/Research]

[img] Text
03_Sri_Iswanti.doc

Download (33kB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengetahuan indegeneous yang dimiliki lansia dalam mengobati dan menjaga kesehatan anak, serta mengkajinya secara ilmiah bersama dengan pakar pengobatan tradisional dari lingkungan akademik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengambil setting di daerah perkotaan dan pedesaan. Lokasi untuk daerah perkotaan adalah Kota Yogyakarta, yang dilaksanakan di Kampung Bugisan, Kalurahan Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan. Sedangkan untuk daerah pedesaan diambil di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman yaitu di Dusun Blotan, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Teknik penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling. Informan penelitian secara keseluruhan berjumlah 32 orang. Data penelitian diperoleh melalui metode dokumentasi, wawancara mendalam, dan observasi. Hasil penelitian melalui ketiga metode tersebut kemudian diverifikasi kepada pakar pengobatan tradisional khususnya jamu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kasus-kasus penyakit ringan lansia mengobati anak cucunya dengan jamu, namun bila penyakitnya berat dibawa ke dokter. Cara membuat jamu dengan cara direbus, ditumbuk, dikunyah, dimakan dalam kondisi segar, atau disayur. Cara menggunakan jamu : diminum, dimakan, dioleskan, dan dipopokkan. Literatur ilmiah menyarankan penggunaan obat tradisional untuk penyakit ringan. Umumnya literatur yang ada sudah memaparkan resep jamu beserta takarannya, akan tetapi penyakit ringan yang dapat diatasi hanya terbatas. Kajian ilmiah pakar jamu terhadap resep-resep jamu yang diberikan oleh lansia, direkomendasi sebagai berikut : a) disarankan digunakan karena kandungannya telah terbukti secara ilmiah b) diragukan, karena bahan yang dikandung tidak ada kaitannya dengan penyakit yang diderita anak, atau secara ilmiah tidak masuk akal, dan c) dilarang, karena kandungan bahan dan pengolahannya justru berbahaya untuk kesehatan. Lansia berusaha menularkan pengetahuan tentang jamu kepada anak-cucu, tetapi tidak semua resep diikuti anak karena kurang telaten dan lebih percaya dokter,repot, kotor, tidak praktis, lama, dan takut berakibat fatal. Selain itu, bahan tradisional sulit dicari dan dosis tidak diketahui pasti ukurannya sehingga anak ragu. Resep yang umumnya diikuti anak-cucu berupa resep masuk angin atau panas dengan cara membalurkan parutan bawang merah ditambah minyak kayu putih ke tubuh anak.

Item Type: Experiment/Research
Subjects: Pendidikan > Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
LPPM
Divisions: LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Date Deposited: 13 Sep 2012 15:21
Last Modified: 02 Oct 2019 02:15
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5652

Actions (login required)

View Item View Item