Drs. Parno, M.Si, - (2009) PERBEDAAN PENGUASAAN POKOK-POKOK FISIKA SEKOLAH MAHASISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN MODEL PEMECAHAN MASALAH DENGAN MODEL STAD. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009. ISSN 978-979-96880-5-7
|
Text
084_Pend_Fis_Parno2.pdf Download (175kB) | Preview |
Abstract
Matakuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah (KSFS) 2 sks/4 js dimunculkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2002 karena masih banyak didapati mahasiswa yang belum menguasai materi fisika sekolah saat mereka melakukan praktik pengajaran mikro PPL I di kampus. Sejak pertama disajikan hingga dalam kurun waktu tiga tahun terakhir telah diterapkan berbagai model pembelajaran, tetapi penguasaan pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa belum menunjukkan gain score ternormalisasi rata-rata <g> yang optimal. Sajian pertama semester I 2004/2005 pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual model kelompok pola tutorial sebaya dan menghasilkan <g>=0,22 kategori rendah. Sajian semester pendek 2006/2007 pembelajarannya menggunakan peta konsep dan model PBI dan menghasilkan <g>=0,27 kategori rendah. Sajian semester I 2007/2008 pembelajarannya menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah dan menghasilkan <g>=0,46 kategori medium untuk kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada <g>=0,15 kategori rendah untuk kelas kontrol. Meskipun penguasaan pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa makin meningkat, namun upaya harus terus dilakukan agar diperoleh peningkatan yang lebih tinggi lagi. Alternatif solusinya adalah perlu diterapkan model pembelajaran lain yang makin melibatkan mahasiswa lebih aktif dan dapat menghasilkan lingkup kajian masalah yang lebih komprehensif. Model pembelajaran yang dimaksud adalah Student Teams Achievements Divisions (STAD) dengan urutan langkah (1) presentasi kelas, (2) studi/diskusi kelompok, (3) pengetesan/kuis, dan (4) penghargaan kelompok. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I 2008/2009 dengan desain kuasi eksperimental rancangan randomized control group pre-test post-test design. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran model STAD, sedangkan kelas kontrol pembelajaran yang menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran model STAD dapat meningkatkan penguasaan pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa dengan <g>=0,51 kategori medium untuk kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada <g>=0,42 kategori medium untuk kelas kontrol. Mahasiswa kelas eksperimen tampak memiliki motivasi belajar tinggi karena belajarnya dipandu oleh adanya lembar permasalahan diskusi yang telah disiapkan oleh dosen. Sedangkan mahasiswa kelas kontrol tampak memiliki motivasi yang belum optimal karena permasalahan yang didiskusikan dalam pemecahan masalah berasal dari mahasiswa sendiri, yaitu dari diskusi peta konsep. Agar didapatkan peningkatan penguasaan pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa yang lebih tinggi lagi disarankan pembelajaran matakuliah KSFS menggunakan peta konsep dan model STAD yang merupakan gabungan perlakuan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | STAD, peta konsep, pemecahan masalah, pokok-pokok fisika sekolah |
Subjects: | Prosiding > Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009 |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) > Pendidikan Fisika > Fisika |
Depositing User: | Eprints |
Date Deposited: | 04 Mar 2015 02:24 |
Last Modified: | 06 Mar 2019 00:46 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12375 |
Actions (login required)
View Item |