Sa'Adah, Miftahus and Ghufron, Anik (2025) Model Madrasah Aliyah Sebagai Organisasi Pembelajar: Studi Penguatan Lembaga Pendidikan melalui Budaya Belajar. S3 thesis, Sekolah Pascasarjana.
|
Text
disertasi_miftahus saadah_18703264017.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB) |
Abstract
Organisasi pembelajar merupakan salah satu paradigma penting dalam pengembangan institusi pendidikan yang menekankan pada pembelajaran berkelanjutan, kolaborasi, dan inovasi. Dalam konteks lembaga pendidikan Islam, membangun madrasah sebagai organisasi pembelajar dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia, menciptakan kultur kelembagaan yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi pada perbaikan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praksis organisasi pembelajar di madrasah, menganalisis kendala pelaksanaan praksis organisasi belajar di madrasah, mengidentifikasi model organisasi pembelajar di madrasah lokasi penelitian, dan menemukan model organisasi pembelajar yang dapat dikembangkan di madrasah untuk penguatan lembaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis grounded theory. Subyek penelitian adalah dua pimpinan, enam guru, dan dua staf di Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta dan Madrasah Swasta Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi dan dianalisis dengan tiga tahapan yaitu kondensasi data, display data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan 4 hal utama. Pertama, praksis organisasi pembelajar di MAN 1 Yogyakarta ditunjukkan melalui pengembangan visi bersama yang fokus pada pembelajaran siswa, peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan melalui pelatihan dan pengembangan berkelanjutan, pembentukan tim belajar yang kolaboratif, serta inovasi di bidang teknologi, kurikulum, dan strategi pembelajaran. Kepemimpinan yang transformatif, struktur organisasi yang partisipatif, serta budaya apresiatif mendukung terciptanya iklim pembelajaran yang positif. Sementara itu, di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, pola praksis tampak melalui integrasi visi kelembagaan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, penguatan nilai keislaman, pelatihan guru, dan pengembangan jejaring profesional. Kepemimpinan berfungsi sebagai fasilitator dan pemberdaya, dengan struktur yang sederhana dan lingkungan kerja berbasis kekeluargaan. Kedua, kendala utama yang dihadapi kedua madrasah meliputi keterbatasan sumber daya manusia, kebutuhan anggaran, dan sinkronisasi kebijakan. Ketiga, model organisasi pembelajar yang ditemukan mencerminkan pendekatan berbeda: MAN 1 Yogyakarta mengembangkan Organisasi Pembelajar Berbasis Kelembagaan yang berbasis sistem dan regulasi, sedangkan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah mengembangkan Organisasi Pembelajar Berbasis Nilai yang bertumpu pada nilai, spiritualitas, dan otonomi. Keempat, model Madrasah Aliyah sebagai organisasi pembelajar yang dihasilkan adalah sintesis dari konsep learning organization, school as learning organization, dan Islamic learning organization.
| Item Type: | Thesis (S3) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | madrasah, organisasi pembelajar, penguatan lembaga berkelanjutan |
| Subjects: | Pendidikan > Pendidikan (Umum) Pendidikan > Pendidikan Menengah |
| Divisions: | Sekolah Pascasarjana (SPS) > Ilmu Pendidikan |
| Depositing User: | Perpustakaan Pascasarjana |
| Date Deposited: | 03 Nov 2025 07:11 |
| Last Modified: | 03 Nov 2025 07:11 |
| URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/88285 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
