Tradisi Lisan Batimang sebagai Manifestasi Pendidikan Keluarga pada Masyarakat Rantau Kampar Kiri di Batu Sanggan Riau

Novandika, Gallha Patra (2019) Tradisi Lisan Batimang sebagai Manifestasi Pendidikan Keluarga pada Masyarakat Rantau Kampar Kiri di Batu Sanggan Riau. S2 thesis, UNY.

[img] Text
Gallha Patra Novanka-16724251042-P. Seni.swf

Download (8MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) karakteristik tradisi lisan Batimang pada masyarakat Rantau Kampar Kiri di desa Batu Sanggan; 2) makna yang terkandung dalam teks tradisi lisan Batimang; dan 3) hubungan antara tradisi lisan Batimang dengan pendidikan keluarga. Penelitian ini dilaksanakan di desa Batu Sanggan, kecamatan Kampar Kiri Hulu, kabupaten Kampar, provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Selain itu, penelitian ini menggunakan semiotika puisi yang digagas oleh Michael Riffaterre untuk menginterpretasi teks tradisi lisan Batimang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara tak-terstruktur dan observasi. Sumber data penelitian ini adalah a) informan, yakni: tokoh masyarakat, pelaku, seniman, petinggi adat yang dipilih dengan teknik snowball sampling; dan b) pengamatan aktivitas tradisi lisan Batimang. Peralatan yang digunakan untuk pengumpulan data antara lain perekaman audio, perekam audio-visual, kamera foto dan catatan lapangan (fieldnote). Keabsahan data dalam penelitian ini dinyatakan dengan berbagai bukti rekaman suara, video, foto, kondisi nyata di lapangan sebagai fenomena yang dialami; kemudian dibandingkan dengan menggunakan triangulasi teknik, sumber dan teori. Analisis data yang digunakan adalah model interaktif dari Miles dan Huberman melalui pemaknanaan dari saat awal terjun ke lapangan hingga pascalapangan. Hasil penelitian menunjukkan, 1) karakteristik tradisi lisan Batimang adalah: a) berjenis puisi lama yakni pantun; b) pantun dalam tradisi lisan Batimang mempunyai suku kata yang berlebih akibat pengulangan kata/frasa ketika direpresentasikan dalam kegiatan menidurkan anak; c) mempunyai prapantun di setiap bait yang berupa senandung dan/atau kalimat tauhid; d) mempunyai bait non-pantun yang disebabkan latar belakang kebudayaan lisan; e) mempunyai unsur musikal berupa irama dan melodi yang menyusun metrumteksnya, metrum tersebut merupakan sistem mnemonik yang dibentuk masyarakat Rantau Kampar Kiri sebagai formula tradisi lisan Batimang. 2) Makna yang terkandung dalam tradisi lisan Batimang secara garis besar termasuk ke dalam tema: a) religius, b) komunikasi-responsif terhadap anak, c) cerminan masalah kehidupan, d) nasihat atau petuah, dan e) afeksi, harapan dan doa ibu terhadap anak. Adapun nilai edukatif yang terkandung pada teks tradisi lisan Batimang berupa nilai religius dan nilai moral. 3) Hubungan tradisi lisan Batimang dengan pendidikan keluarga terbentuk karena: a) adanya proses pembelajaran yang dilakukan oleh penutur yang berperan sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik; b) materi pendidikan yang diajarkan berupa pesan-pesan lisan yang mengandung muatan pendidikan; c) merupakan pendidikan bagi anak usia dini; d) termasuk dalam metode bercerita dan juga nasihat. Manusia yang berkompeten dan bermoral dapat dihasilkan apabila sektor pendidikan formal, nonformal, dan informal dilaksanakan dengan optimal serta saling berintegrasi. Tradisi lisan Batimang dapat dijadikan sebagai salah satu cara orang tua dalam melaksanakan dan mewujudkan pendidikan dalam keluarga yang berbasis pada kearifan lokal. Dengan demikian, orang tua akan menyadari peran dan fungsinya sebagai pendidik kodrati bagi anak-anaknya. Kata kunci: batimang, kampar kiri, folklor, pendidikan keluarga, lagu pengantar tidur.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Pasca Sarjana
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Program Pascasarjana > Pendidikan Seni
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 25 Jul 2019 06:52
Last Modified: 25 Jul 2019 06:52
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/64762

Actions (login required)

View Item View Item