Praksis Pendidikan Berbasis Modal Budaya: Studi Kasus di Sekolah Berasrama SMA Taruna Nusantara dan SMA Pangudi Luhur Van Lith.

Kiswara, Fransiskus Widya (2018) Praksis Pendidikan Berbasis Modal Budaya: Studi Kasus di Sekolah Berasrama SMA Taruna Nusantara dan SMA Pangudi Luhur Van Lith. S3 thesis, UNY.

[img] Text
disertasi-fransiscus widya kiswara-10703261014.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk (a) mengidentifikasi modal budaya di SMA Taruna Nusantara dan SMA Pangudi Luhur van Lith, (b) merumuskan konsep pendidikan berbasis modal budaya, dan (c) mengetahui proses pembentukan identitas budaya siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Ada dua tempat penelitian yaitu SMA Taruna Nusantara dan SMA Pangudi Luhur van Lith. Subyek penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling. Dengan metode itu subyek penelitian yang dipilih adalah kepala sekolah, guru senior, siswa dan alumni. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, analisis dokumen, dan refleksi siswa dan alumni dari blog mereka. Data ini kemudian dianalisis secara induktif menurut Mc Millan dan Schumacher dengan menganalisis interim, mengorganisasi data, membuat koding dan kategorisasi, menemukan pola-pola dan yang terakhir adalah menemukan makna. Penelitian ini menghasilkan tiga temuan. Pertama, di sekolah berasrama ditemukan banyak modal budaya baik yang terinternalisasi, yang berupa benda dan yang berupa sertifikat untuk menyatakan kemampuan seseorang. Kedua, yang dimaksud dengan modal budaya di sekolah berasrama adalah budaya yang dibangun untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. Budaya yang dibangun antara lain sikap jujur dan tepat waktu, kebiasaan bangun pagi dan disiplin mengatur waktu, ketrampilan berbicara dan ketrampilan berorganisasi. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain pendidikan berbasis modal budaya adalah tujuan, ranah dan pendampaingan yang baik agar tercipta roda pembelajaran bagi siswa-siswi. Untuk itu diperlukan struktur yang kuat, ekologi yang baik dan pembudayaan yang tepat. Ketiga, ada empat tahap pembentukan identitas sosial yang merupakan proses internalisasi modal budaya. Refleksi bisa mempercepat proses internalisasi dan mengurangi efek konformitas.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: modal budaya, struktur, ekologi, konformitas
Subjects: Pasca Sarjana
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Ilmu Pendidikan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 27 Sep 2018 02:07
Last Modified: 28 May 2021 06:38
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60172

Actions (login required)

View Item View Item