KEBUTUHAN PEMBElAJAR BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING (Studi Kasus pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing dilKiP YOGYAKARTAdan di IKIP MAlANG)

Soeparno, dkk (1997) KEBUTUHAN PEMBElAJAR BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA ASING (Studi Kasus pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing dilKiP YOGYAKARTAdan di IKIP MAlANG). [Experiment/Research]

[img] Text
kebutuhan_pembelajaran_bahasa_indonesia.doc

Download (32kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi kebutuhan pembelajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing yang meliputi tujuan, materi, proses belajar mengajar, dan kegiatan penunjangnya. Penelitianini merupakanstudi kasus yang mengambillokasi di Sanggar Bahasa Indonesia IKIP Yogyakarta dan Pusat Pelatihan Bahasa Indonesia IKIP Malang. Pembelajaryang dijadikan responden adalah mereka yang belajar di kedua lembaga tersebut pada periode Maret - Desember 1996, sebanyak 24 dengan rincian 14 orang belajar di IKIP YOGYAKARTA dan 10 orang dari IKIP MAlANG. Dilihat dari asal peserta, pembelajar terdiri dari orang Australia, Amerika, Cina, dan Jepang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bersifat semi terbuka dan divalidasi dengan validitas konstruk. Untuk mengetahui derajat reliabilitas, digunakan reliabilitas yang diarahkan pada penilaian ahli (expert judgment). Kuantifikasi data memanfaatkan analisis secara deskriptif dengan menggunaKan kuantifikasi berupa persentase. Hasil penelitian: (1) tujuan utama kunjungan pembelajar adalah untuk belajar bahasa Indonesia,dan aktMtas lain adalah prioritas kedua, sedangkan tujuan pembelajaranyang ingin dicapai adalah mampu berkomunikasi dengan menggunakanbahasa Indonesia; (2) materi yang dikehendaki adalah materi yang didesain dari media cetak dan elektronik selain memanfaatkan buku pelajaran (course book dan work book) yang sudah teruji kredibilitasnya. penyusunan materi diprioritaskan pada fungsi penggunaan bahasa. Materi aspek ketrampilan berbahasa diberikan secara seimbang; (3) dalam pelaksanaan PBM, bahasa pengantar yang mendapat prioritas adalah bahasa ibu pengantar. Media audiovisualdan peraga/model mendapat prioritas untuk digunakan di samping media yang lain seperti gambar, tUlisan, dan objek langsung. Ceramah tidak diminati, sedangkan diskusi dan tutorial cukup diminati oleh pembelajar. Pendekatan campuran antara komunikatif dan struktural digunakan secara bersama-sama. Jumlah pembelajar per kelas tidak lebih dari sepuluhorang; (4) Kegiatan penunjangberupa home stay, yang diinginkan tidak lebih dari lima hari. Aktivitas di luar kelas yang diminati pembelajar adalah berbelanja di pasar tradisional, membatik, karawitan, dan menari. Aktivitas yang kurang bermuatan aspek bahasa dan budaya seperti pergi ke rumah sakit dan posyandu tidak perlu disertakan dalam kegiatan penunjang.

Item Type: Experiment/Research
Subjects: LPPM
Divisions: LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Date Deposited: 13 Sep 2012 14:40
Last Modified: 02 Oct 2019 02:16
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5638

Actions (login required)

View Item View Item