S.Wisnu septiarti, dkk (1999) FENOMENA PEKERJA ANAK DI DAERAH PERKOTAAN. [Experiment/Research]
Text
FENOMENA_PEKER.doc Download (33kB) |
Abstract
Penelitian mengenai fenomena pekerja anak di daerah perkotaan bertujuan ingin mengetahui mengapa pekerja anak semakin menggejala, seiring dengan perkembangan kota dan pembangunan kesejahteraan Secara sosoilogis, fenomena pekerja anak dapat ditelusuri dengan mengungkap faktor-faktor yang mendorong anak usia sekolah sudah terlibat dalam kegiatan ekonomi kcluarga. Gambaran pekerja anak juga ingin diungkap melalui aspek pendidikan, masa bermain, pola kerja' dan bentuk perlakuan sosial termasuk di dalamnya perlakuan salah terhadap pekerja anak. Penelilian ini mcnggunakan subjck pcnclitian pekerja allak schanyak 35 orang dengan lokasi penelitian di Yogyakarta khususnya di daerah perkotaan dan daerah transisional (sub urban) bagian barat, sclatan dan timur Yogyakarta. Asumsinya bahwa perkotaan memiliki ciri usaha bidang jasa sementara di sub urban lebih banyak usaha produksi utamanya kerajinan mempekerjakan anak-anak usia sekolah, di samping itu agar penelitian menjadi variatif, komparatif dan hcrmakna. Ke 35 subjek pcnclitian ini diambil dengan sistem seleksi dan tcrfokus dcngan kriteria pekerja anak sebagai berikut: anak laki-Iaki atau perempuan dcngan umur 10-15 tahun, masih sckolah alau putus sckolah. Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka pemaknaan terhadap fenomena menjadi konstruksi utama. Hasil penelitian mcnyimpulkan bahwa I) fenomena pekerja anak dapat dipahami melalui analisis terhadap bcberapa faktor yang berkaitan dengan alasan anak-anak usia sekolah ini menjadi pekerja anak di sektor jasa dan produksi. Alasan itu dapat berasal dari faktor eksternal dan internal. Sebagian besar (63.2%) dari seluruh responden menyatakan keinginan membantu meringankan beban keluarga. Selain ini faktor eksternal, ajakan ternan sebaya merupakan dorongan lain dalam memutuskan untuk bekerja. 2) Kondisi sosial dari aspek pendidikan dan masa bermain diduga dapat memberi kontribusi bagi pemahaman terhadap fenomena secara lebih baik. Kedua aspek yang diduga dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan sosial anak, ternyata tidak memberi pengaruh yang hcrarti. Kcdua aspck tcrschul haRi pekcrja CluakI11cmpakanduCl kegiatan yang sarna, bclajar dan bcnnain adalah dua masa yang dapal berjalan sciring. tanpa memerlukan perhalian khusus. 3) Terdapat hcntuk-bcntuk pcrlakuan sosial terhadap pekerja anak antara lain jaminan kcschatan, mcmherikan kescmpalan beristirahal, diberikan pembinaan rohani, perhatian kebutuhan pekerja pada hari raya, serta sapaansapaan yang bagi pekerja mcrupakan pcrlakuan sosial yang menycnangkan. Oleh karena pola kerja selama ini ditentukan sepenuhnya oleh majikan, juragan maka kecenderungan terjadinya perlakuan salah misalnya eksploatasi tenaga kerja murah cukup besar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa di perkotaan, pekerja anak dengan jenis pekerjaan tertentu dan jam kerja siang hingga malam hari memiliki kecenderungan untuk berperilaku menyimpang anlara lain mcrokok, berbicara cabul dan pergaulan negatif lain. Kata kunci: pekerja anak, kemiskinal1 kola. kelellagakeljaal1, perlakuan sosial
Item Type: | Experiment/Research |
---|---|
Subjects: | LPPM |
Divisions: | LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat |
Date Deposited: | 13 Sep 2012 11:03 |
Last Modified: | 02 Oct 2019 02:16 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5572 |
Actions (login required)
View Item |