MODEL PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) BERBASIS MASYARAKAT PEDESAAN SEBAGAI USAHA PENGENTASAN KEMISKINAN DI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Husaini Usman, M. Pd (2006) MODEL PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) BERBASIS MASYARAKAT PEDESAAN SEBAGAI USAHA PENGENTASAN KEMISKINAN DI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. [Experiment/Research]

[img]
Preview
Text
Husaini_Usman.pdf

Download (12kB) | Preview

Abstract

Di wilayah Kecamatan Sentolo dan Lendah ditemukan banyak masyarakat miskin yang mempunyai anak putus sekolah di tingkat SD, SLTP, dan SLTA akibat kekurangan biaya dan fasilitas pendidikan yang disediakan oleh pemerintah. Penelitian ini menawarkan suatu alternatif model pendidikan kecakapan hidup (PKH) berbasis masyarakat pedesaan sebagai usaha untuk pengentasan kemiskinan yang menfokuskan pada anak putus sekolah dari keluarga miskin (APSKM) dalam rangka mempersiapkan diri memasuki dunia kerja atau berwirausaha secara mandiri atau berkelompok. Lokasi penelitian, yaitu: Desa Tuksono Kecamatan Sentolo dan Desa Ngentakrejo Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Penelitian tahun pertama, menggunakan pendekatan penelitian survei yang didukung metode pengumpulan data melalui angket, interview, observasi, dan dokumentasi. Pengembangan model dirancang berdasar masukkan dari bawah yang didukung dengan sumber daya masyarakat pedesaan. Model yang dikembangkan, mencakup komponen: (1) pengorganisasian, (2) program aksi model PKH, (3) pengembangan pendanaan, dan (4) evaluasi dan tindak lanjut. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif kwantitatif dan kwalitatif. Hasil penelitian pada tahun pertama, yaitu: (1) Diperoleh data potensi desa di kedua desa yang menjadi obyek ujicoba model penelitian khususnya yang terkait dengan permasalahan dan penunjang untuk program PKH bagi APSKM di pedasaan. (2) Diperoleh data dasar angka prevalensi APSKM dari tingkat pendidikan dan penyebarannya yang perlu mendapatkan layanan PKH 105 orang yang terbagi Desa Ngentakrejo 33 orang dan Tuksono sebanyak 72 orang. (3) Untuk Desa Ngentakrejo, bidang vokasional yang diminati, yaitu: (a) BSM=2 orang, (b) BT=1 orang, (c) B=1 orang, (d) M=4 orang, (e) P=10 orang, (f) PB=1 orang, (g) SE=1 orang, (h) PK=2 orang, dan (i) UK=2 orang. Untuk APSKM Desa Tuksono, pilihannya yaitu: (a) BSM=11 orang, (b) M=3 orang, (c) P=1 orang, (d) PBP=19 orang, (e) PB=20 orang, dan (f) PDT=18 orang. (4) Dapat disusun buku panduan dan modul materi PKH bagi APSKM di pedesaan sebanyak 6 judul. (5) Dapat dibentuk dan dilatih tim kader pelaksana program PKH di 2 desa ujicoba model yang terdiri dari unsur perangkat desa, tokoh masyarakat, praktisi, dan instansi terkait yang berwawasan sinergi pemberdayaan masyarakat pedesaan. Target penelitian tahun kedua, yaitu: (1) dapat diberdayakan 2 tim kader penggerak untuk pengelolaan program PKH, (2) dilatih sebanyak 50 orang APSKM untuk bidang PKH khususnya kecakapan kerja, (3) terbentuk kelompok usaha produktif di pedesaan sesuai jenis keterampilan yang dikuasai, dan (4) diketahuinya tingkat keberhasilan, kendala, dan efektivitas model, serta tindak lanjut program PKH bagi APSKM di wilayah penelitian. Kata kunci: life skills, pengentasan kemiskinan, dan pedesaan. FT, 2006 (PEND. TEK. SIPIL & PERENCANAAN)

Item Type: Experiment/Research
Subjects: LPPM
Teknik & Teknologi > Teknik Sipil dan Perencanaan
Divisions: Fakultas Teknik (FT) > Pendidikan > Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Date Deposited: 12 Sep 2012 10:43
Last Modified: 02 Oct 2019 02:16
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5524

Actions (login required)

View Item View Item