KONSTRIBUSI KEBIJAKAN PENINGKATAN JUMLAH SISWA SMK TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA

Slamet, PH and Bambang, Sugestiyadi (2017) KONSTRIBUSI KEBIJAKAN PENINGKATAN JUMLAH SISWA SMK TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA. Artikel Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi 2017.

[img]
Preview
Text
ABS.pdf

Download (10kB) | Preview

Abstract

Pada tahun 2007, Kementerian Pendidikan Nasional/Kemendiknas (nama saat itu) mengambil keputusan kebijakan besar (big bang policy) tentang proporsi jumlah siswa SMA dan SMK dari 70% siswa SMA dan 30% siswa SMK (2007) menjadi 30% siswa SMA dan 70% siswa SMK (2015). Kebijakan spektakuler tersebut hanya didasarkan atas asumsi (bukan data/informasi akurat) dan juga hanya didasarkan atas suppl-driven (hanya menurut Pemerintah sebagai supplier) dan bukan didasarkan atas demand-driven yang bersumber dari informasi akurat kebutuhan tenaga kerja. Justifikasi Kementerian Pendidikan Nasional saat itu adalah bahwa kebutuhan tenaga terampil tingkat menengah di masa yang akan datang sangat besar yaitu 70% dan yang membutuhkan lulusan pendidikan tinggi tidak lebih dari30%. Sampai saat ini, kebijakan proporsi siswa SMA:SMK (30%:70%) belum pernah dievaluasi konstribusinya terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan informasi tersebut munculah dua pertanyaan. Pertama, benarkah memperbesar investasi di SMK memberikan kontribusi lebih besar terhadap pembangunan ekonomi dari pada memperbesar investasi di SMA? Berapakah proporsi jumlah siswa SMA dibanding SMK sesuai dengan tuntutan pembangunan ekonomi Indonesia? Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab semua pertanyaan penelitian adalah pendekatan kuantitatif yang diperkaya dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif kuantitatif merupakan cara utamanya. Metode ini digunakan untuk menghimpun, mentabulasi, dan meringkas data-data jumlah siswa (kuantitatif dan kualitatif) yang dikumpulkan dari Direktorat Pembinaan SMK, data-data sekunder pembangunan ekonomi yang dikumpulkan dari BPS (pertumbuhan ekonomi, pendidikan per lapangan kerja utama, angka pengangguran dan data-data kuantitatif yang dikumpulkan dari SMK, Direktorat Pembinaan SMK, dan dunia kerja. Metode kualitatif digunakan untuk menjaring, menghimpun, dan menganalisis data kualitatif tentang keselarasan kualitas lulusan SMK dengan kebutuhan duniakerja. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Proporsi jumlah siswa SMK dibanding jumlah siswa SMA yang ada saat ini (2017) adalah 52%:48%: (2) Rata-rata angka pengangguran lulusan SMK lebih besar dari pada angka pengangguran lulusan SMA yaitu 10% dan 9%; (3) Lulusan SMK yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, persentasinya lebih sedikit dari pada lulusan SMA yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, yaitu 36%:64%. Dunia kerja merekrut lulusan SMA lebih banyak dari pada lulusan SMK, padahal lulusan SMK dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja; dan (4) Jumlah lulusan SMK (supply) jauh lebih besar dari pada jumlah kebutuhan lulusan SMK (demand), jadi oversupply lulusan SMK. Jika kebijakan perbanyakan jumlah siswa SMK diteruskan, maka akan terjadi kelebihan lulusan SMK.

Item Type: Article
Additional Information: Laporan Hasil Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi 2017
Uncontrolled Keywords: konstribusi SMK terhadap pembangunan ekonomi, proporsi jumlah siswa SMK:SMA, SMK Rujukan
Subjects: LPPM
Divisions: LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Depositing User: LPPM UNY
Date Deposited: 03 Jan 2018 02:13
Last Modified: 03 Jan 2018 02:13
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54773

Actions (login required)

View Item View Item