Marwanti, M.Pd. (2010) IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN KEAKSARAAN TERINTEGRASI DENGAN LIFE SKILLS BERBASIS POTENSI PANGAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL DIY. [Experiment/Research]
Text
07_Marwantis.doc Download (39kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan membaca dan mengolah bahan pangan lokal melalui program pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan life skills berbasis potensi pangan lokal di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara rinci tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) Meningkatkan kebenaran dan kecepatan membaca melalui model pendidikan keaksaraan teintegrasi dengan life skills berbasis potensi pangan lokal; 2) Untuk meningkatkan kemampuan mengolah makanan melalui pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan life skills berbasis potensi pangan lokal; dan 4) Mengetahui efektivitas model pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan life skills berbasis potensi pangan lokal di Kabupaten Gunung Kidul sebagai wahana pemberantasan buta aksara. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian tindakan. Lokasi penelitian adalah daerah dengan tingkat kemiskinan dan buta aksara paling tinggi di DIY yaitu Kabupaten Gunung Kidul. Pengumpulan data dilakukan menggunakan panduan observasi, lembar isian dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan adalah 1) Keterlaksanaan pembelajaran keaksaraan. Persentase perilaku warga belajar dilihat dari aspek perhatian, keseriusan membaca dan tanggapan yang masuk kategori baik dari siklus ke siklus terus mengalami peningkatan. Demikian pula dalam indikator keberhasilan yang dilihat dari kebenaran dan kecepatan membaca. Pada siklus keempat kebenaran membaca warga belajar dalam kategori baik mencapai 100%, sementara kecepatan membaca dalam kategori baik mencapai 98,125%. Berdasar siklus yang telah dilakukan implementasi model pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan life skills berbasis potensi pangan lokal efektif digunakan sebagai wahana pemberantasan buta aksara, terlihat dari peningkatan kualitas proses pembelajaran yang tercermin dari perilaku warga belajar selama mengikuti proses pembelajaran maupun dari indikator akhirnya; 2) Keterlaksanaan pembelajaran life skills mengolah makanan. Perilaku warga belajar selama proses pembelajaran terus mengalami peningkatan dilihat dari perhatian, keseriusan, urutan bekerja, kesehatan dan keselamatan kerja, ketepatan penggunaan alat dan kerjasama. Apabila dilihat dari indikator hasil yaitu rasa, warna dan bentuk serta tata penyajian juga terdapat peningkatan. Pada siklus pertama untuk aspek rasa 75% olahan berada dalam kategori baik, aspek warna dan bentuk baru 12,5% yang masuk kategori baik dan untuk aspek tata penyajian belum ada satu kelompok pun yang masuk kategori baik. Evaluasi siklus kedua untuk aspek rasa menunjukkan 87,5% olahan dalam kategori baik, aspek warna dan bentuk 75% olahan dalam kategori baik. Sementara untuk aspek tata penyajian baru 12,5% olahan yang masuk kategori baik. Hasil olahan warga belajar siklus ketiga untuk aspek rasa semua resep (100%) berada dalam kategori baik, untuk aspek warna dan bentuk 87,5% dalam kategori baik dan pada aspek tata penyajian 37,5% berada dalam kategori baik. Pada siklus yang keempat, untuk aspek rasa semua olahan (100%) berada dalam kategori baik aspek bentuk dan warna 87,5% dalam kategori baik, sedangkan untuk tata penyajian 75% masuk dalam kategori baik.
Item Type: | Experiment/Research |
---|---|
Subjects: | LPPM Teknik & Teknologi > Teknik Boga dan Busana |
Divisions: | LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat |
Date Deposited: | 05 Sep 2012 16:29 |
Last Modified: | 02 Oct 2019 02:15 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5155 |
Actions (login required)
View Item |