PENGEMBANGAN MODEL RE-SOSIALISASI KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Siti Partini Suardiman, Ph.D. (2007) PENGEMBANGAN MODEL RE-SOSIALISASI KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. [Experiment/Research]

[img]
Preview
Text
Siti_Partini_Suardiman.pdf

Download (10kB) | Preview

Abstract

Penelitian tahun ke 2 ini bertujuan untuk: 1) Mengembangkan modul nilai-nilai kearifan lokal sebagai bahan resosialisasi dalam pembelajaran Bahasa Jawa untuk siswa SD; 2) Mere-sosialisasikan modul nilai-nilai kearifan lokal kepada siswa SD. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development), di mana dari penelitian tahun I telah teridentifikasi kearifan lokal dari berbagai sumber, selanjutnya pada tahun ke 2 ini dilakukan pengembangan modul untuk resosialisasi. Subjek penelitian adalah para guru dan siswa SD, pemerhati bahasa Jawa dan Lanjut usia. Data dikumpulkan melalui focus group discussion, wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Analisis data dimulai sejak pengumpulan data yang memberikan kesempatan pada peneliti lapangan untuk menimbang antara memikirkan tentang data yang ada dan menyusun strategi guna mengumpulkan data, yang seringkali kualitasnya lebih baik. Hasil penelitian: 1) Dihasilkannya Modul Suplemen Kearifan Lokal untuk buku ajar Trampil Bahasa Jawa untuk siswa SD sedini mungkin. 2) Dengan materi yang ringan dan contoh-contoh yang sederhana buku suplemen ini dapat diterima oleh siswa. 3) Siswa merasa senang dengan ungkapan-ungkapan kearifan lokal ini sehingga diharapkan bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk Resosialisasi 1) Resosialisasi ini dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa kearifan lokal yang sering disebut sebagai budaya “lama”, “kuno”, atau “ketinggalan” semakin terasing dalam masyarakat sendiri dan semakin tidak dikenal bahkan tidak “communicable” di kalangan generasi muda; 2) Diberlakukannya pelajaran Bahasa Jawa dalam kurikulum SD di Daerah Istimewa dan Jawa Tengah memberikan titik terang upaya pelestarian Bahasa Jawa. 3) Resosialisasi Kearifan Lokal yang dipandang paling ampuh melalui pembelajaran yang diintegrasikan dalam pelajaran Bahasa Jawa untuk Sekolah Dasar. 4) Suplemen ini dimaksudkan agar tambahan materi ajar ini tidak mengganggu semua pokok bahasan yang sudah dirancang. Suplemen lebih bersifat pengayaan akan masing-masing pokok bahasan yang sudah ada. 5) Untuk satu tahun ajaran diberikan 24 ungkapan kearifan lokal, artinya dalam 1 sampai dua minggu diberikan satu ungkapan kearifan lokal, agar tidak menambah beban siswa. 6) Efektivitas pembelajaran kearifan lokal sangat ditentukan oleh: a) Penggunaan praktis oleh guru dan siswa dalam kelas sehari-hari. b) Dimilikinya buku suplemen ini oleh para siswa. 7) Akhirnya resosialisasi ini tiak hanya bagi siswa tetapi juga bagi guru-gurunya, terutama guru yang masih relatif muda. Kata kunci: kearifan lokal; siswa Sekolah Dasar (SD) FIP, 2007 (PPB)

Item Type: Experiment/Research
Subjects: Pendidikan > Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
LPPM
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) > Bimbingan dan Konseling
Date Deposited: 31 Aug 2012 14:06
Last Modified: 02 Oct 2019 02:16
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4752

Actions (login required)

View Item View Item