PEMBENTUKAN KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM PEMBUATAN BATAKO DI SLB MARDI MULYO BANTUL

Anita, Cahyaningrum (2014) PEMBENTUKAN KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM PEMBUATAN BATAKO DI SLB MARDI MULYO BANTUL. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
09103244027_ANITA CAHYANINGRUM.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan ketrampilan batako di SLB Mardi Mulyo Bantul.(2) Mendeskripsikan pembentukan kerjasama anak tunagrahita ringan dalam keterampilan pembuatan batako. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan di SLB Mardi Mulyo Bantul. Informan dalam penelitian ini adalah guru yang terlibat dalam pembelajaran pembuatan batako. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menganalisa dengan teknik kualitatif dengan beberapa komponen yaitu yaitu (1) reduksi data. (2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan serta verifikasinya. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembuatan batako oleh anak tunagrahita ringan di SLB Mardi Mulyo Bantul dilakukan melalui empat tahap yaitu preparation (persiapan), main process (proses utama), drying (pengeringan), dan finishing (penyelesaian). Pada tahap persiapan, siswa harus mempersiapkan alat dan bahan sebelum proses pembuatan di mulai. Pada proses main process atau proses pencetakan batako, seorang siswa bertugas menuang adonan semen dan yang satu lagi bertugas untuk mengepress memastikan bahwa batako benar-benar padat. Pada tahap drying atau pengeringan batako, siswa bekerjasama untuk memindahkan batako untuk dikeringkan. Pada tahap finishing, siswa diminta untuk mencatat jumlah batako yang dihasilkan. (2) Pembentukan kerjasama anak tunagrahita ringan dalam keterampilan pembuatan batako dilakukan secara bertahap yaitu peningkatan kemampuan komunikasi, empati atau kemampuan untuk memahami kesulitan individu lain, serta keinginan dan respon untuk memberikan bantuan. Semakin meningkatnya intensitas komunikasi dapat membuat siswa mengenal individu satu dengan individu lainnya dan pada akhirnya tidak mengalami kesulitan untuk bekerjasama dengan individu lain. Kemampuan untuk memahami kesulitan individu lain juga nampaknya berkembang sehingga kepekaan siswa menjadi semakin terlatih dan pada akhirnya senang untuk bekerjasama dengan individu lain. Pembentukan keinginan untuk memberikan bantuan menjadi semakin terwujud. Saat ada siswa lain yang mengalami kesulitan, siswa tidak lagi sekedar merasa kasihan melihatnya, namun mau melakukan reaksi dengan memiliki keinginan untuk memberikan bantuan dan melakukan aktivitas untuk membantu.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) > Pendidikan Luar Biasa
Depositing User: Admin Pendidikan Luar Biasa FIP
Date Deposited: 02 Dec 2016 09:21
Last Modified: 30 Jan 2019 12:03
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44187

Actions (login required)

View Item View Item