Hartono, M.Hum (2010) Pelatihan Pengembangan Media pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Upaya Menggairahkan Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah. Artikel PPM Reguler.
Text
Hartono.doc Download (32kB) |
Abstract
Yogyakarta adalah kota yang mendapat predikat kota pelajar. Barometer keberhasilan pembelajaran banyak dilihat dari kondisi di Yogyakarta, termasuk dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran wajib yang ada pada tiap jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penguasaan akan bahasa Indonesia menjadi mutlak diperlukan. Sementara itu, para siswa justru mulai bosan dengan materi dan pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dari beberapa hal. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemakaian media pada pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan minimnya media dalam pembelajaran bahasa terjadi karena guru kurang memahami tentang peran media dalam pelajaran. Di samping itu, para guru juga tidak cukup memiliki keterampilan membuat media pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pelatihan. Pelatihan pengembangan media ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa guru-guru membutuhkan sarana pertemuan akademik yang merangsang mereka untuk mau berkarya. Lalu bagaimana upaya melatih para guru bahasa Indonesa di Yogyakarta agar dapat mengembangkan dan mengkreasikan media pembelajaran bahasa Indonesia? Kegiatan pengabdian berupa pelatihan ini memiliki tujuan agar sebagian besar peserta (75%) mampu: 1) menciptakan media pembelajaran bahasa yang kreatif dan inovatif; 2) praktik pembelajaran bahasa dengan media yang menarik; 3) mengembangkan media pembelajaran yang ada di sekolah. Setelah mendapat pelatihan ini, para guru peserta pelatihan diharapkan bertambah wawasan dan pengetahuannya akan penciptaan, pemanfaatan, dan pengembangan media pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Setelah mampu menguasai materi pelatihan dengan baik, para peserta pelatihan diharapkan mengaplikasikannya langsung dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolahnya. Hal ini akan membangun kemajuan pembelajaran bahasa Indonesia secara umum. Dampak lanjutnya adalah para siswa di sekolah dapat belajar bahasa Indonesia dengan baik dan menyukai bahasa Indonesia. Dengan demikian, kemajuan pembelajaran bahasa akan makin nampak dan bahasa Indonesia akan tidak pudar di hati para pemakainya. Khalayak sasaran dalam program pengabdian ini adalah para guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah tingkat SMA dan yang sederajat di wilayah Yogyakarta. Target peserta minimal 25 orang guru. Undangan yang disebarkan ada 30. Pada hari pelaksanaan, hanya ada 22 orang karena 4 orang tidak mendapat izin kepala sekolah dan 4 orang tidak memberi kabar. Lembaga yang terkait dengan pengabdian ini adalah MGMP Bahasa Indonesia di Kabupaten dan Propinsi DIY. Metode yang diterapkan untuk kegiatan ini disesuaikan dengan setiap tujuan, yaitu: ceramah dan tanya jawab, praktik-praktik, simulasi, dan brainstorming. Semuanya terinci dalam penjabaran materi dan jam yang dibuat dalam jumlah 33 jam. Kegiatan berlangsung dalam 2 kali pertemuan sesuai kebutuhan yang ada, baik dari penyampaian materi, praktik, sampai dengan kegiatan evaluasi program kegiatan ini. Melalui beberapa evaluasi diperoleh hasil sebagai berikut. Secara proses, para peserta sangat bersemangat dan aktif selama kegiatan. Kegiatan simulasi belum mencukupi waktunya sehingga tidak semua peserta dapat praktik dengan waktu memadai. Secara produk, terdapat 20 jenis media yang dihasilkan oleh peserta pelatihan. Artinya, bahwa 95% peserta telah mampu mengkreasi dan mengembangkan media pembelaajaran bahasa. Sementara itu. 80% peserta mampu praktik menggunakan media yang dikembangkannya dalam simulasi pembelajaran bahasa yang menarik. Beberapa hasil brainstorming dan evaluasi menunjukkan bahwa peserta berharap akan adanya pelatihan lain yang terkait dan berkelanjutan. Mereka menyatakan bahwa kegiatan ini hendaknya di – follow up dengan pembuatan modul bahasa Indonesia untuk SMA/SMK yang ada variasi media di dalamnya. Yang terpenting juga, mereka sangat berharap jika pelatihan semacam ini hendaknya menjangkau tempat-tempat terpencil juga.
Item Type: | Article |
---|---|
Additional Information: | Laporan Akhir PPM Reguler 2010 |
Subjects: | LPPM |
Divisions: | LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat |
Depositing User: | LPPM UNY |
Date Deposited: | 31 Oct 2016 04:01 |
Last Modified: | 31 Oct 2016 04:01 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42995 |
Actions (login required)
View Item |