IbM PEMULIHAN KONDISI PETERNAK SUSU SAPI PERAH MELALUI PEYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN YOGHURT ANEKA RASAPADA MASYARAKAT PASCABENCANA MERAPI DI DUSUN GADING GLAGAHARJO CANGKRINGAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Ratnawati, Ratnawati and Astuti, Dr. Ir., M.P (2014) IbM PEMULIHAN KONDISI PETERNAK SUSU SAPI PERAH MELALUI PEYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN YOGHURT ANEKA RASAPADA MASYARAKAT PASCABENCANA MERAPI DI DUSUN GADING GLAGAHARJO CANGKRINGAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. [Experiment/Research]

[img]
Preview
Text
Dra Ratnawati M Sc..pdf

Download (8kB) | Preview
[img]
Preview
Text
LAPORAN AKHIR YOGHURTx.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Usaha persusuan di Indonesia sudah sejak lama dikembangkan. Seiring dengan perkembangan waktu, perkembangan persusuan di Indonesia dibagi menjadi tiga tahap perkembangan, yaitu tahap I, perkembangan peternakan sapi perah dirasakan masih cukup lambat karena usaha ini masih bersifat sampingan oleh para peternak. Pada tahap II, pemerintah melakukan impor sapi perah secara besar-besara pada awal tahun 1980-an. Tujuan dilakukannya impor besar-besaran adalah untuk merangsang peternak untuk lebih meningkatkan produksi susu sapi perahnya. Pascaerupsi Gunung Merapi pasokan susu ke sejumlah perusahaan melalui Koperasi Usaha Peternakan dan Pemerahan Kaliurang macet akibat turunnya produksi susu sapi perah hasil budidaya warga lereng Gunung Merapi. Selain itu, peningkatan populasi sapi perah ditunjang oleh permintaan akan produk olahan susu yang semakin meningkat dari masyarakat. Sedangkan untuk tahap III, perkembangan sapi perah mengalami penurunan dan stagnasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kejadian krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Berdasarkan atas kebijakan tersebut, maka peternak harus mampu bersaing dengan produk susu dari luar negeri, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Susu yang dominan diproduksi adalah susu yang dihasilkan dari sapi perah. Diketahui bahwa mata pencaharian sebagian warga di Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah peternak susu sapi perah. Warga di Glagaharjo selama ini menjual susu murni dari pemerahan sapi yang mereka ternakkan sebagai produk utama yang dihasilkan.Inovasi pengolahan susu sapi perah menjadi yoghurt harus diterapkan ditingkat masyarakat dan peternak sapi perah. Pada umumnya dalam menerima suatu masukan teknologi baru peternak menghendaki adanya bukti yang nyata dan informasi secara menyeluruh. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui kemitraan antara akademisi dan peternak. Oleh sebab itu dengan program pembuatan yoghurt ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat serta peternak sapi perah di Dusun Gading, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan dimulai dengan ToT (Training of Trainer) oleh pengusaha yoghurt yang telah lama berkecimpung di dunia bisnis olahan yoghurt. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 26-28 Juni 2014 bertempat di laboratorium mikrobiologi Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, UNY. Para trainer yang telah ditraining ini nantinya akan melatih warga di dusun Gading, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DIY. Survei dan perijinan ke lokasi tempat program pengabdian masyarakat yaitu di dusun Gading, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DIY telah dilakukan pada tanggal 5 Juni 2014 dengan menemui kepala dusun dan menyampaikan rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan. Kegiatan pelatihan kepada masyarakat sasaran, yaitu kelompok ibu-ibu PKK Dusun Gading, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 20 dan 21 Juli 2014. Peserta yang hadir ada 25 orang anggota PKK peternak sapi perah. Pelatihan berjalan sesuai target yang direncanakan yaitu peserta mampu membuat yoghurt aneka rasa dan juga menyiapkan starternya untuk pembuatan yoghurt berikutnya. Sambutan masyarakat sangat antusias karena kegiatan ini merupakan pengetahuan yang baru, yang memberi harapan pada peningkatan pendapatan mereka. Selain target pokok program ini masyarakat menginginkan bantuan untuk pengemasan dan pemasaran produknya. Untuk program selanjutnya apabila dimungkinkan peserta mengusulkan ada pelatihan pengolahan susu dan yoghurt menjadi makanan kecil yang dapat dijadikan oleh-oleh khas daerah wisata Merapi.

Item Type: Experiment/Research
Additional Information: Laporan Akhir PPM IbM 2014
Subjects: LPPM
Divisions: LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Depositing User: LPPM UNY
Date Deposited: 12 Oct 2016 02:14
Last Modified: 12 Oct 2016 02:14
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42250

Actions (login required)

View Item View Item