PEMBELAJARAN KRIA KULIT DI SMK 5 YOGYAKARTA

I W. Suardana, M.Sn (2007) PEMBELAJARAN KRIA KULIT DI SMK 5 YOGYAKARTA. [Experiment/Research]

[img]
Preview
Text
I_W.Suardana.pdf

Download (10kB) | Preview

Abstract

Tulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian terhadap Pem¬belajaran Kria Kulit di SMK 5 Yogyakarta, Mata Pelajaran Kria Kulit, Jurusan Kria Di SMK 5 Yogyakarta. Sebagai bahan kaji¬an analisis dalam penelitian ini penulis tekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, guru, siswa, metode, media, interaksi belajar mengajar dan evalu-asi pembelajaran kria kulit. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Pengerti¬an deskriptif (Descriptive research). Dengan memanfaat¬kan sum¬ber data dari siswa kelas satu SMK 5 Yogyakarta khusus program kria kulit.juga dari guru-guru yang paham terhadap permasalahan yang diambil. Dalam pengumpulan data dilaksanakan dengan meng¬gu¬na¬kan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Selain itu dalam proses pe¬ngumpulan data juga digunakan alat bantu lembar observasi, tape recorder, dan kamera foto. Dalam penelitian ini guru ditetapkan sebagai informan berdasarkan pertimbangan pengalaman mengajar, dan latar belakang pendidikan. Per¬timbangan siswa kelas satu karena kelas ini mengambil pelajaran kria kulit. mulai dari awal. Data divaliditasi dengan menggunakan pertimbangan ahli dan tri¬anggulasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif de¬ngan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa SMK 5 Yogyakarta, program keahlian kria kulit yang menjadi kelas unggulan belum berjalan dengan baik, hal tersebut dikarenakan keterbatasan di bi-dang sarana dan fasilitas untuk belajar, tapi niat dan semangat sa¬ngat optimis, guru dalam mengajar tidak semuanya membuat per¬siapan mengajar, karena sudah ada persiapan mengajar dari Dikmenjur, model pembelajaran dari guru biasanya diberi tugas kemudian siswa mengerjakan langsung tanpa banyak teori lalu guru mengawasi, siswa diperbolehkan tanya langsung kalau ada yang tidak dimengerti, model mengajar dengan cara penugasan buat karya sudah berjalan dengan lancar, untuk pembelajaran materi kompetisi gambar estetik berjalan dengan baik dan berkembang dari tuntutan kompetensi yang digariskan kurikulum dan bahan ajar. Guru menggunakan media pembelajaran kurang pariatif se¬hing¬ga siswa lambat untuk berkembang, pelaksanaan team teaching sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Siswa dalam berperilaku pembelajaran masih tergantung pada guru. Mo¬del evaluasi yang dikembangkan guru menggunakan pengamatan dan ingatan dalam menentukan nilai akhir guru, dari hasil di lapangan ternyata motivasi siswa dalam mengikuti kria kulit sangat tinggi, namun kendala yang ada yaitu minimnya sarana dan fasilitas untuk kegiatan praktek sehingga siswa dan guru menggunakan per¬alatan seadanya, penggunaan waktu belajar belum maksimal ke¬semua itu sangat mempengaruhi hasil belajar mengajar. FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)

Item Type: Experiment/Research
Subjects: Seni dan Budaya > Seni Rupa
LPPM
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Rupa
Date Deposited: 14 Aug 2012 04:46
Last Modified: 02 Oct 2019 02:15
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4085

Actions (login required)

View Item View Item