KERAJINAN BATIK WARNA ALAMI SENI ADHILUHUNG SELARAS LINGKUNGAN

I Ketut Sunarya, M.Sn (2007) KERAJINAN BATIK WARNA ALAMI SENI ADHILUHUNG SELARAS LINGKUNGAN. [Experiment/Research]

[img]
Preview
Text
I_Ketut_Sunarya.pdf

Download (10kB) | Preview

Abstract

Di saat negara lain sibuk mempatenkan motif batik, saat itu kita (Bangsa Indonesia) terkejut dan sadar akan kerajinan batik yang merupakan seni adhiluhung tersodok ke pojok jauh dari negeri¬nya sendiri. Di saat kerajinan batik berkembang dan me¬rambah dunia eksport, saat itu pula muncul penolakan yang ter¬tuang dalam surat CBI (Centre for Promotion of Import from Develeping Countries) ref. CBI/HB – 1 Agustus 1996. Berisi batik yang memakai warna sintetik dilarang dieksport ke Belanda. Ke¬putus¬an berdasar atas dampak dari bahan warna sintetik (warna buatan pabrik) merusak lingkungan, serta zat warna yang me¬ngandung gugus Azo (Naphtol, Rapid dan Direk) diperkirakan dapat menyebabkan penyakit kanker. Dikatakan bahwa metode akstrasi zat warna indigo (kimia) mengakibatkan hal-hal kurang meng¬untungkan bagi tubuh. Keputusan ini diikuti oleh negara lain seperti Amerika, Jerman, Malaysia dan Jepang. Adanya permasalahan ini, maka diperlukan gerak yang terpadu yakni pelestarian seni adhiluhung sejalan dengan pe¬lestari¬an lingkungan. Para seniman, pengrajin dan juga pecinta batik dituntut membuka lembaran lama yakni mengolah alam sebagai pe¬warna kerajinan batik. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini dikaji pemanfaatan bahan alami daun sebagai pewarna kerajinan batik Daun sebagai fokus kajian dengan pertimbangan; Pertama tidak merusak pohon, kedua gampang didapat karena sebagian besar daun tidak mengenal musim, dan ketiga getah daun relatif banyak terutama yang masih muda. Hasil penelitian berdasar pada pengertian batik, yakni orna¬men yang dihasilkan dari proses tutup celup. Dalam kajian ini penutupan dengan lilin (malam) serta celup dengan zat warna daun, yang tidak lepas dari tahapan pelaksanaan yakni; mordanting, men¬desain, memola, ekstrasi zat warna daun, pencelupan, fiksasi. atau proses pengunci warna, pelorodan dan pencucian dan dijemur di tempat yang redup atau diangin-anginkan. Keindahan Batik Warna Alami. Pengolahan daun sebagai pewarna kerajinan batik meng¬hasilkan variasi warna yang yang luar biasa. Warna yang di¬ha¬silkan sangat uniq, redup (soft) serta sangat menyejukan. Kerajinan batik warna alami cermin dari kekayaan jagad dan juga pelestarian seni adhiluhung. Terlihat dari warna dan juga variasi motif yang ditampilkan dalam batik warna alami daun seakan melihat alam yang indah serta menyejukan. Ini menjadi bukti bahwa olahan alam memunculkan warna yang sangat indah dan unik. Suatu bentuk kerajinan yang selaras dengan kelestarian ling¬kungan. FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)

Item Type: Experiment/Research
Subjects: Seni dan Budaya > Seni Rupa
LPPM
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Rupa
Date Deposited: 14 Aug 2012 04:46
Last Modified: 02 Oct 2019 02:15
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4082

Actions (login required)

View Item View Item