Pengembangan Instrumen Diagnostik Kognitif Pada Mata Pelajaran IPA SMP

Prihatni, Yuli (2015) Pengembangan Instrumen Diagnostik Kognitif Pada Mata Pelajaran IPA SMP. S3 thesis, UNY.

[img] Text
disertasi-yuli-prihatni-09701261012.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan instrumen diagnostik kognitif pada mata pelajaran IPA materi kalor berdasarkan learning continuum, 2) mendeskripsikan karakteristik instrumen diagnostik kognitif pada mata pelajaran IPA materi kalor, berdasarkan learning continuum. 3) mendeskripsikan informasi diagnostik kognitif pada mata pelajaran IPA materi kalor menggunakan model yang dikembangkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan tes diagnostik melalui tiga tahapan yaitu 1). tahap perencanaan tes 2) tahap ujicoba dan 3) tahap pengembangan prototype software komputer. Pada tahap perencanaan didahului dengan penyusunan learning continum, kisi-kisi tes, hierarki materi prasyarat dan spesifikasi item pada materi IPA konsep kalor yang ditelaah melalui Focus Group Discussion (FGD). Tahap uji coba dilaksanakan dengan subjek uji sebanyak 484 siswa kelas VII SMP di Kabupaten Sleman. Seleksi butir tes untuk mendapatkan fit tes menggunakan program Quest sedangkan Program M Plus digunakan untuk uji kecocokan/ kesesuaian model atribut dengan matrik Q. Pada tahap pengembangan, tes diagnostik kognitif dipadu dengan software komputer. Hasil penelitian menunjukan: 1) instrumen yang berhasil dikembangkan berbentuk tes pilihan ganda dengan alasan yang berjumlah 28 butir soal. 2) Analisis dengan program Quest diperoleh 27 butir soal yang fit yang berada dalam garis vertikal atau memiliki infit MNSQ diantara 0,77 sampai dengan 1,30. Instrumen memiliki nilai rata-rata infit MNSQ 1,01 dengan simpangan baku 0,09. Nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,74. Analisis dengan program M Plus menggunakan nilai entropy. Nilai entropy 1 berarti seluruh peserta tes diklasifikasikan secara tepat (Good fit) ke dalam kelasnya. Nilai entropy 0 berarti semua peserta tes memiliki peluang sama diklasifikasikan ke dalam semua kelas (poor fit). Dari 7 buah Q matrik yang tersusun masing-masing nilai entropynya yaitu, Q1= 0,636; Q2=0,566; Q3=0,757; Q4=0,696; Q5=0,516; Q6=0,812 dan Q7=0,472. Latent class pada setiap matrik adalah 2 n dengan n adalah jumlah atribut. Penelitian ini berhasil menemukan besarnya probabilitas pada setiap latent class pada tujuh Q matrik yang tersusun. 3) Informasi diagnostik kognitif yang dihasilkan software tes diagnostik kognitif berupa a) banyaknya item yang dijawab dengan benar dan item yang dapat dijawab siswa berdasarkan jenis pengetahuannya, b) informasi tentang materi yang sudah dikuasai dan belum dikuasai siswa berdasarkan learning continuum dan materi prasyarat yang belum dikuasai siswa.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: instrumen, tes diagnostik kognitif, mata pelajaran IPA
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Menengah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Ilmu Pengetahuan Alam
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Depositing User: Users 57 not found.
Date Deposited: 23 Feb 2016 07:14
Last Modified: 23 Jun 2022 07:29
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29989

Actions (login required)

View Item View Item