STANDARISASI BAHAN BAKU DAN PRODUK TEMULAWAK SERTA PENINGKATAN KUALITAS MELALUI TEKNOLOGI BUDIDAYA BERBASIS MASYARAKAT

Nurfina, Az.N and Sri, Atun, Ph.D and Satino, M.Si (2013) STANDARISASI BAHAN BAKU DAN PRODUK TEMULAWAK SERTA PENINGKATAN KUALITAS MELALUI TEKNOLOGI BUDIDAYA BERBASIS MASYARAKAT. [Experiment/Research]

[img]
Preview
Text
Nurfinaazn_UNY_PUPT_Laporan 2013.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas produk obat herbal dari temulawak melalui standarisasi, yang meliputi standar bahan baku, keamanan, standar khasiat, serta standar kualitas dan komposisi senyawa aktif, sesuai dengan kriteria Badan POM tahun 2005. Khasiat temulawak sangat ditentukan oleh kandungan senyawa kurkuminoid, dimana keberadaanya sangat tergantung pada kualitas bahan baku, penanganan pasca panen, serta penanganan proses produksi. Oleh karena itu perlu diterapkan teknologi budidaya tanaman temulawak yang terstandar, sehingga terjaga kualitas bahan bakunya. Metode kegiatan yang akan dilakukan pada tahun ke-1 antara lain isolasi dan identifikasi senyawa aktif kurkuminoid dari rimpang temulawak melalui teknik kromatografi dan spektroskopi; melakukan standarisasi temulawak dari berbagai lokasi penanaman menggunakan marker kurkuminoid; menentukan temulawak yang sesuai standar untuk digunakan sebagai bibit; memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada para petani untuk mengembangkan budidaya tumbuhan temulawak yang berkualitas; serta penanganan pasca panen; pembuatan produk kapsul temulawak dari bahan baku yang terstandar; Tahun ke 2. Akan dilakukan uji keamanan produk kapsul temulawak, meliputi uji mikroba patogen; batas logam berat, uji ALT, uji kapang/khamir, tidak mengandung bahan yang dilarang ; uji mutu produk meliputi uji kadar air, cara pembuatan, keseragaman bobot, stabilitas produk jadi, serta masa kadaluwarso. Hasil penelitian tahun I adalah dapat diperoleh senyawa kurkuminoid yaitu demetoksikurkumin yang digunakan sebagai standar. Selanjutnya diperoleh ekstrak etanol temulawak dari empat lokasi. Kadar demetoksikurkumin masing-masing lokasi berkisar antara 37 – 79 % dari ekstrak etanol rimpang temulawak setelah dipartisi dengan n-heksana. Dari penelitian ini juga dapat diketahui rimpang temulawak yang menunjukkan kadar ekstrak kurkuminoid tinggi dan demetoksikukukumin tinggi. Selanjutnya dilakukan sosialisasi penanganan lahan, pemeliharaan lahan, serta penanganan pasca panen bagi para petani temulawak di daerah Kokap Kulon Progo. Penelitian ini masih akan dilanjutkan pada tahun ke dua dengan mengembangkan produk temulawak yang sesuai standar dari rimpang temulawak yang telah dikembangkan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh industri, sehingga akan menghasilkan produk obat herbal yang berkualitas, serta mendapatkan sertifikat produk herbal terstandar dari Badan POM.

Item Type: Experiment/Research
Additional Information: LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2013
Uncontrolled Keywords: produk obat herbal terstandar; temulawak; teknologi budidaya
Subjects: LPPM
Divisions: LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Depositing User: LPPM UNY
Date Deposited: 29 Jul 2015 01:47
Last Modified: 29 Jul 2015 01:47
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24020

Actions (login required)

View Item View Item