Pengembangan Model Asesmen Kinerja Tenaga Kerja Bidang Produksi pada Usaha Kecil dan Menengah Mesin dan Logam Dasar

Triyanto, Triyanto (2013) Pengembangan Model Asesmen Kinerja Tenaga Kerja Bidang Produksi pada Usaha Kecil dan Menengah Mesin dan Logam Dasar. S3 thesis, UNY.

[img] Text
disertasi-triyanto-08701261015.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengembangkan model asesmen kinerja tenaga kerja atau operator pemesinan konvensional yang reliabel, valid, efektif, danpraktis. Model asesmen diberi nama Model Asesmen Kinerja Operator Mesin (MAKOM). Metode penelitian yang dipergunakan adalah pengembangan dengan mengadopsi model pengembangan Borg and Gall melalui proses penemuan: 1) permulaan pengembangan yaitu menyusun konsep dan merancang perangkat model asesmen kinerja serta instrumen pendukung. Tempat penelitian di Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pemesinan, SMK, Perguruan Tinggi serta Depnakertrans; 2) pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, wawancara dan angket terhadap praktisi dan pakar yang berkompeten dibidangnya, sedangkan observasi dilakukan di UKM pemesinan. Melakukan uji validasi ahli melalui Fokus Grup Diskusi (FGD) untuk menyusun konsep dan rancangan model asesmen kinerja, langkah berikutnya mengembangkan rancangan model asesmen kinerja dengan melakukan uji coba internal oleh praktisi dan pakar yang berkompeten agar memenuhi kriteria valid dan reliabel; 3) pengembangan produk melalui uji coba empiris yang dilaksanakan di 4 (empat) UKM pemesinan dengan melibatkan 16 (enam belas) operator, 8 (delapan) asesor, dan 5 (lima) pengamat penelitian. Tahapan berikutnya melakukan uji coba perorangan, uji coba terbatas, dan uji coba diperluas sampai dengan menghasilkan produk yang memenuhi syarat valid, reliabel, praktis dan efektif. Hasil penelitian: (1) Instrumen asesmen kinerja memiliki reliabiltas (r) = 0,78, valid = 3,43, efektif = 4,34, respon positif operator terhadap penerapan asesmen kinerja = 80 %,danpraktis = 99 %;(2)MAKOM dapat dipergunakan untuk mengetahui tingkat kinerja operator karena hasil penilaian secara kumulatif dapat dipakai sebagai dasar penentuan tingkat kinerja operator yang sebenarnya; (3) jenis pekerjaan dibedakan berdasarkan indikator kinerja: (a) jenis pekerjaan keterampilan mesin bubut sebanyak 49, keterampilan mesin frais sebanyak 36; (b) sikap kerja sebanyak 24; (4) MAKOM memiliki karakteristik bisa berfungsi sebagai asesmen portofolio, bahan pertimbangan pimpinan untuk mutasi jabatan, khusus menilai kinerja operator mesin bubut dan mesin frais konvensional, cocok untuk keperluan in service. Asesmen kinerja memiliki keunggulanya itu dapat menghasilkan keputusan asesmen yang transparan, berkeadilan, obyektif, dan akurat tentang kompetensi operator yang sesungguhnya, karena ditentukan berdasarkan aturan, mekanisme dan prosedur pengembangan dan penggunaan yang benar, akurat, hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, dapat meningkatkan validitas dan konsistensi. Ditemukan kelemahan asesmen yaitu, pada penilaian sikap cenderung berdampak atau beresiko bias, disebabkan unsur subyektivitas dan kemampuan asesor dalam hal menilai sikap kurang kompeten, bersifat fluktuatif, tidak stabil, harus dilakukan asesmen secara berkelanjutan, kurang komprehensif karena mengabaikan aspek kognitif, kurang cocok untuk industri kecil pemesinan karena jumlah operator < 15 orang, hasilnya kurang maksimal bagi UKM pemesinan yang job kerjanya monoton atau satu jenis.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: asesmen, kinerja, operator, UKM, pemesinan
Subjects: Pendidikan > Teori dan Praktek Pendidikan
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 19 Mar 2015 06:56
Last Modified: 18 Jul 2022 07:35
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13434

Actions (login required)

View Item View Item