Praksis Budaya Pendidikan Literasi di Daerah terpencil Kabupaten Bima.

Tasrif, Tasrif and Hanum, Farida (2024) Praksis Budaya Pendidikan Literasi di Daerah terpencil Kabupaten Bima. S3 thesis, Sekolah Pascasarjana.

[img] Text
disertasi_tasrif_19703261027.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Budaya literasi perlu dipraksiskan sejak jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) bkarena berdampak positif terhadap kualitas siswa. Literasi dasar adalah kemampuan siswa dalam membaca dan menulis sebagai tahap untuk mencapai literasi lanjut dan literasi kritis. Penelitian ini bertujuan (1) mengungkapkan paradigma praksis budaya pendidikan literasi di daerah terpencil Kabupaten Bima, (2) menemukan tipologi praksis budaya pendidikan literasi di daerah terpencil Kabupaten Bima. (3) mengungkapkan praksis budaya pendidikan literasi di daerah terpencil Kabupaten Bima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi kritis. Penelitian dilaksanakan di SDN Inp. Tolotangga dan SDN Jorato di Kabupaten Bima. Penentuan lokasi penelitian dilaksanakan dengan mengingat bahwa kedua sekolah tersebut melaksanakan pendidikan literasi. Subjek penelitian adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Pedagogik kritis mendasari praksis pendidikan literasi di sekolah. Pedagogik kritis merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah secara kritis dan memahami realitas melalui membangun kesadaran siswa, dialog, hadap masalah, dan praksis literasi. (2) Ada tiga tipologi dan kelompok literasi. a) Basic literacy, yaitu literasi dasar yang berorientasi pada kemampuan membaca dan menulis secara benar dan memahami alur teks. b) Advanced literacy, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, memahami pengetahuan, dan bisa belajar secara mandiri. Dua kelompok tersebut menggunakan pendekatan pendidikan berdiferensiasi dan metode pembelajaran Teaching at the Right Level. c) Critical literacy, yang merupakan pembelajaran literasi yang berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan, berpikir kritis, dan reflektif, serta mampu memecahkan masalah dan memahami realitas. (3) Praksis pendidikan literasi berlangsung dalam empat jenis kegiatan literasi secara simultan, yaitu habituasi, pengembangan, pembelajaran, dan evaluasi dan refleksi. Praksis pendidikan literasi tersebut dilaksananakan melalui kegiatan intrakurikuler, kookurikuler, dan extrakurikuler. Pedagogik partisipatoris m,endasari praksis pendidikan literasi dengan melibatkan unsur partisipan, meliputi Perguruan tinggi, masyarakat, kumunitas literasi, pemerintah desa, non-govermental organization, dan dinas pendidikan. Nilai kearifan lokal seperti maja labo dahu memiliki peran penting dalam praksis budaya pendidikan literasi di sekolah.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: budaya, daerah terpencil, pendidikan literasi, praksis
Subjects: Pendidikan > Pendidikan (Umum)
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Ilmu Pendidikan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 18 Apr 2024 05:41
Last Modified: 18 Apr 2024 05:41
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/81603

Actions (login required)

View Item View Item