Tafsir Pedagogis “Paugeran Adat” Sebagai Hukum Dasar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Priyanto, Anang and Wahyono, Sugeng Bayu (2023) Tafsir Pedagogis “Paugeran Adat” Sebagai Hukum Dasar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. S3 thesis, Program Pascasarjana.

[img] Text
disertasi-anang priyanto-18703264024.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis secara mendalam dan terinci berbagai hal dalam perspektif pedagogis yang menjadikan “Paugeran Adat” sebagai pedoman perilaku sesuai budaya lokal bagi kerabat dan rakyat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tidak dapat ditawar lagi, (2) manafsirkan makna substansi nilai-nilai yang bersifat mendidik dalam “Paugeran Adat” Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, (3) menemukan penegakan nilai-nilai budaya lokal yang bersifat mendidik dalam “Paugeran Adat” yang diimplementasikan dalam kebijakan dan praksis. Penelitian ini merupakan penelitian analisis dokumen dengan menggunakan pendekatan Heurmenetika yang merupakan pendekatan berlandaskan teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks. Fokus penelitian ini adalah pada realisasi wacana, dan pendalaman tentang kategori- kategori teks Paugeran Adat yang menjadi objek kajian. Interpretasi atas Paugeran Adat yang berhubungan dengan isi Paugeran Adat, baik yang tersirat maupun tersurat di dalam Paugeran Adat. Data yang diperoleh dianalisis secara Subtilitas Intelligendi, Subtilitas Explicandi, dan Subtilitas Applicandi untuk menjelaskan isi dan makna teks konteks Paugeran Adat. Keabsahan data dilakukan dengan menemukan dokumen dari sumber resmi di Kepustakaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sesuai keaslian dokumen dan buku-buku othentik yang ditulis nara sumber dari hasil kajian ilmiah perihal Paugeran Adat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Validasi data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap pelaku sejarah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hasil penelitian ini adalah: (1) “Paugeran Adat” sebagai aturan dasar menjadi pedoman perilaku sesuai budaya lokal di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan cara: dijadikan kurikulum sekolah di lingkungan Keraton, dan disosialisasikan secara terus menerus melalui forum “pisowanan” bagi kerabat Keraton, sedangkan untuk dijadikan pedoman bagi rakyat, Paugeran Adat disebarluaskan melalui media “gethok tular” kemudian diterapkan dalam kehidupan sosial budaya secara tradisional. Upaya tersebut dilakukan Keraton agar Pugeran Adat menjadi pedoman baku secara politik, sosial dan budaya, baik di lingkungan Keraton maupun bagi rakyat Ngayogyakarta Hadiningrat pada umumnya. Secara tekstual skriptualistik dan legal formal Paugeran Adat itu selama ini menetapkan Pemimpin Keraton adalah laki-laki. Namun secara kontekstual, mengikuti dinamika perkembangan politik kerajaan kontemporer terbuka kemungkingan untuk mengakomodir nilai-nilai demokrasi yang terkait dengan isu gender; (2) Penelitian ini berhasil mengidentifikasi Paugeran Adat mengandung nilai- nilai edukatif, sebagaimana yang terkandung dalam ajaran jiwa Satriya. Adapun jiwa Satriya mengandung nilai-nilai Pendidikan seperti Selaras, Akal budi luhur-jatidiri, Teladan-keteladanan, Rela melayani, Inovatif, Yakin dan percaya diri, serta Ahli-profesional yang kemudian disingkat dengan akronim SATRIYA. Apabila dikaitkan dengan nilai-nilai Pendidikan Karakter sebagaimana kebijakan Pemerintah (Kementerian Pendidikan Nasional), nilai-nilai tersebut dapat disepadankan sebagai berikut: Selaras sepadan dengan nilai cinta damai, Akal budi luhur-jatidiri sepadan dengan nilai kreatif, gemar membaca, Teladan-keteladanan sepadan dengan nilai disiplin, kejujuran dan kerja keras, Rela melayani sepadan dengan nilai peduli sosial, Inovatif sepadan dengan nilai rasa ingin tahu, Yakin dan percaya diri sepadan dengan nilai mandiri, Ahli-profesional sepadan dengan nilai tanggungjawab; dan (3) Di kalangan Keraton penegakan nilai-nilai edukatif dalam Paugeran Adat dilakukan melalui Pendidikan sekolah Keraton dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai edukatif tersebut juga diajarkan dalam sekolah Pawiyatan Pamong seluruh DIY yang bertujuan agar diimplementasikan dalam lingkungan birokrasi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta lingkungan pemerintahan desa untuk melayani warga masyarakat.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: makna pedagogis Paugeran Adat, jiwa Satriya, nilai-nilai budaya lokal.
Subjects: Ilmu Sosial > Hukum
Ilmu Sosial > Kebudayaan
Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Ilmu Pendidikan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 08 Mar 2024 01:17
Last Modified: 08 Mar 2024 01:17
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/81291

Actions (login required)

View Item View Item