Kondisi Perusahaan Perkebunan Teh Kemuning pada Masa Revolusi Sosial di Surakarta Tahun 1945-1946

Marni, Marni (2017) Kondisi Perusahaan Perkebunan Teh Kemuning pada Masa Revolusi Sosial di Surakarta Tahun 1945-1946. S1 thesis, FIS.

[img]
Preview
Text
TAS Halaman Depan 13407141007.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
TAS BAB 1 13407141007.pdf

Download (429kB) | Preview
[img]
Preview
Text
TAS BAB III 13407141007.pdf

Download (405kB) | Preview
[img]
Preview
Text
TAS BAB V 13407141007.pdf

Download (25MB) | Preview
[img]
Preview
Text
RINGKASAN SKRIPSI 13407141007.pdf

Download (623kB) | Preview
[img]
Preview
Text
JURNAL 13407141007.pdf

Download (735kB) | Preview

Abstract

Sejarah budidaya perkebunan tidak terlepas dari peran kolonial Belanda yang telah meletakkan dasar bagi berkembangnya perusahaan perkebunan di Indonesia. Teh merupakan tanaman perkebunan yang mulai diusahakan di Indonesia pada tahun 1824. Tahun 1820 kolonial Belanda mulai datang dan menanamkan modalnya dalam bentuk usaha perkebunan di Surakarta. Salah satu warga negara Belanda yang datang dan menanamkan modalnya dalam bentuk usaha perkebunan ialah Waterink Mij. Perusahaan perkebunan tersebut bernama NV. Cultuur Maatschappij Kemuning dan terletak di Desa Kemuning. Tahun 1945 perkebunan teh kemuning menjadi bahan rebutan antara pengusaha swasta dengan pemerintah Republik Indonesia. Akhirnya perusahaan perkebunan bisa dikelola oleh Mangkunegaran, tetapi dengan modal sendiri dan dalam pengawasan Perusahaan Nasional Surakarta. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kondisi perusahaan perkebunan teh Kemuning pada masa revolusi sosial di Surakarta tahun 1945-1946. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis yang menggunakan beberapa tahapan. Tahap pertama, heuristik yaitu tahap pengumpulan sumber sejarah yang relevan. Sumber-sumber yang didapatkan berasal dari Reksopustoko Mangkunegaran, Monumen Pers Surakarta, dan lainlain. Tahap kedua, verifikasi atau kritik sumber, yaitu tahap pengkajian terhadap otentisitas dan kredibilitas sumber yang diperoleh baik dari segi fisik dan isi sumber. Tahap ketiga, Interpretasi atau penafsiran yaitu pencarian keterkaitan makna hubungan antara fakta-fakta yang sudah diperoleh sehingga lebih bermakna. Tahap keempat, historiografi atau penulisan yaitu penyampaian tulisan dalam bentuk karya sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan perkebunan teh Kemuning pada masa revolusi sosial tahun 1945-1946 mengalami pasang-surut hasil produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil produksi pada akhir Bulan Juli 1946 perusahaan perkebunan teh kemuning memproduksi teh hijau sebanyak 401.258 Pon. Sampai pada Bulan Juli 1946 perusahaan perkebunan teh Kemuning mengeluarkan hasil produksinya sebanyak 180.796 Pon. Jadi, hingga akhir Bulan Juli 1946 perusahaan Kemuning masih mempunyai sisa hasil produksi sebanyak 220.462 Pon. Adanya perkebunan teh kemuning ini juga berdampak terhadap keuangan Praja Mangkuengaran. Akhir tahun 1945 kas Kemuning yang masuk ke dalam kas Mangkunegaran sebesar f 10.432,18 dan akhir Bulan Mei 1946 sebesar f 37.743,37. Selain itu juga terdapat sisa hasil persediaan teh sebanyak 1.403,88 kuintal. Kata Kunci: Perkebunan Teh, Revolusi Sosial, Surakarta.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Ilmu Sejarah
Depositing User: Admin Pendidikan Sejarah FIS
Date Deposited: 28 Sep 2017 00:35
Last Modified: 30 Jan 2019 15:12
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52969

Actions (login required)

View Item View Item