MAKNA SIMBOLIK DALAM TARI KHADISSISWA DI DUSUN SUNGAPAN DUKUH, DESA ARGODADI, KECAMATAN SEDAYU, KABUPATEN BANTUL

Anisa Pratiwi, Nisa (2016) MAKNA SIMBOLIK DALAM TARI KHADISSISWA DI DUSUN SUNGAPAN DUKUH, DESA ARGODADI, KECAMATAN SEDAYU, KABUPATEN BANTUL. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik dalam Tari Khadissiswa di Dusun Sungapan Dukuh, Desa Argodadi, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah Tari Khadissiswa di Dusun Sungapan Dukuh, Desa Argodadi, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, sedangkan subjeknya adalah ketua paguyuban, pelatih tari, penari dan pemusik Tari Khadissiswo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dengan cara reduksi data, deskripsi data, dan pengambilan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi yang dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna simbolik Tari Khadissiswa tercermin dalam gerak, iringan (syair-syairnya), busana tari, property, dan pola lantai. Makna simbolik geraknya yaitu, (1) gerak jalan membungkuk, mengandung makna bahwa manusia harus berhati-hati di jalan Allah SWT, harus selalu rendah hati dan patuh terhadap agamanya, (2) gerak silat, dalam konteks agama dimaknai sebagai peperangan melawan hawa nafsu, (3) gerak ngawe-awe, mengandung makna ajakan kepada umat manusia untuk rajin beribadah, (4) gerak shalat atau bersembahyang, mengandung makna manusia yang taat beribadah untuk Agama dan Tuhannya , (5) gerak akrobatik, mempunyai makna hidup harus seimbang antara lahir batin, dunia akhirat, dan jasmani rohani. Makna yang terdapat dalam syair-syairnya yaitu perjalanan hidup manusia dari lahir sampai mati yang harus sesuai dengan ajaran-ajaran agama khususnya Agama Islam. Busana pada Tari Khadissiswa menggunakan warna putih dan warna hijau yang bermakna dengan kesucian hati, warga masyarakat Desa Argodadi memiliki keinginan atau harapan untuk kehidupan yang makmur dan sejahtera. Makna dari property tameng dan pedang yaitu peperangan melawan hawa nafsu. Makna yang terkandung dalam pola lantai lingkaran yaitu api yang menyala-nyala ketika menyeberang jembatan Shiratal Mustaqim, sedangkan makna yang terkandung dalam pola lantai berbanjar yaitu bahwa umat muslim dianjurkan Rasulullah SAW untuk meluruskan shaf shalatnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa makna simbolik dalam Tari Khadissiswa tidak terlepas dari fungsinya yaitu sebagai media dakwah.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: makna simbolik, Khadissiswa
Subjects: Seni dan Budaya > Seni Tari
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Tari
Depositing User: Admin Pendidikan Seni Tari FBS
Date Deposited: 22 Aug 2016 03:55
Last Modified: 30 Jan 2019 10:35
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40297

Actions (login required)

View Item View Item