REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN RAJA FAROUK

Diana, Trisnawati (2013) REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN RAJA FAROUK. S1 thesis, UNY.

[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (8kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (298kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (295kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (279kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (272kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (205kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB VI.pdf

Download (94kB) | Preview
[img]
Preview
Text
cover dst pasca ujian.pdf

Download (695kB) | Preview
[img]
Preview
Text
daftar pustaka.pdf

Download (238kB) | Preview
[img]
Preview
Text
daftar pustaka.pdf

Download (238kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Lampiran.pdf

Download (5MB) | Preview
[img]
Preview
Text
RINGKASAN skripsi.pdf

Download (370kB) | Preview

Abstract

Revolusi Mesir 23 Juli 1952 memberikan dampak politik yang sangat besar bagi Mesir. Pasca Revolusi Mesir 23 Juli 1952, terjadi perubahan status pemerintahan monarki menjadi republik guna mengikuti perkembangan politik dunia yang cenderung modern. Skripsi ini bertujuan: (1) untuk mengetahui kondisi politik, sosial, dan ekonomi Mesir di bawah pemerintahan Raja Farouk, (2) mengungkapkan peran dan kontribusi gerakan Free Officers (Perwira Bebas) dan gerakan Ikhwanul Muslimin dalam menggulingkan kekuasaan Raja Farouk, (3) mengetahui proses terjadinya Revolusi Mesir 23 Juli 1952, dan (4) mengetahui kondisi Mesir pasca Revolusi Mesir 23 Juli 1952. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah kritis seperti yang dijabarkan oleh Kuntowijoyo. Metode ini memiliki langkah-langkah: (1) Pemilihan topik, (2) heuristik, (3) kritik sumber, (4) interpretasi, dan (5) historiografi atau penulisan sejarah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keadaan politik Mesir masa pemerintahan Raja Farouk banyak mengalami kekacauan, diantaranya sering terjadi pergantian kabinet dalam waktu yang relatif singkat, dan adanya dominasi Inggris yang berperan dalam setiap pengambilan kebijakan pemerintah. Terjadi ketimpangan sosial yang cukup tajam antara golongan elit yang terdiri dari tuan tanah dan pengusaha dengan petani kecil. Perekonomian Mesir mengalami degradasi dengan banyaknya pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan per kapita yang rendah, dan ekspor kapas menurun. Keadaan tersebut membuat munculnya banyak kelompok oposisi dalam masyarakat yang diwakili oleh Free Officers (Perwira Bebas) dan Ikhwanul Muslimin. Free Officers (Perwira Bebas) dan Ikhwanul Muslimin sama-sama merasa prihatin terhadap kondisi Mesir dan memberikan kontribusi yang besar dalam mewujudkan Revolusi Mesir 23 Juli 1952. Free Officers (Perwira Bebas) di bawah komando Gamal Abdul Nasser menggerakkan pemberontakan untuk menggulingkan Raja Farouk. Puncak revolusi terjadi pada tanggal 23 Juli 1952 ditandai dengan banyaknya pusat-pusat pemerintahan yang diduduki oleh kelompok militer anti Raja Farouk. Revolusi tersebut berhasil dan sekaligus mengakhiri kekuasaan Farouk di Mesir. Pasca revolusi, pemerintahan Mesir dikendalikan oleh Dewan Mangkubumi. Pemerintahan monarki dirasa tidak sesuai dengan perkembangan politik internasional dan hanya menimbulkan otoritarian penguasa. Pada tanggal 18 Juni 1953 sistem pemerintahan monarki Mesir diganti dengan republik, sekaligus pengangkatan Muhammad Naguib sebagai presiden. Kata kunci: Revolusi Mesir 23 Juli 1952, Pemerintahan, Raja Farouk

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Admin Pendidikan Sejarah FIS
Date Deposited: 28 Jun 2015 21:33
Last Modified: 30 Jan 2019 00:13
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21742

Actions (login required)

View Item View Item