Listiana, Sulistyowati (2013) PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELESTARIAN TRADISI SURAN MBAH DEMANG SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DI MODINAN, BANYURADEN, GAMPING, SLEMAN. S1 thesis, Fakultas Ilmu Sosial.
|
Text
3. BAB I.pdf Download (87kB) | Preview |
|
|
Text
1. Halaman depan.pdf Download (374kB) | Preview |
|
|
Text
2. abstrak.pdf Download (152kB) | Preview |
|
|
Text
4. BAB II.pdf Download (196kB) | Preview |
|
|
Text
5. BAB III.pdf Download (34kB) | Preview |
|
|
Text
6. BAB IV.pdf Download (258kB) | Preview |
|
|
Text
7. BAB V.pdf Download (159kB) | Preview |
Abstract
Setiap masyarakat mempunyai kearifan lokal sendiri-sendiri. Kearifan lokal terwujud dalam berbagai adanya nilai-nilai budaya, tradisi, dan kehidupan mereka sendiri. Seperti halnya tradisi Suran Mbah Demang yang sampai saat ini masih kuat kearifan lokalnya. Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui prosesi acara tradisi Suran Mbah Demang, 2) untuk mengetahui kearifan lokal yang ada dalam tradisi Suran Mbah Demang, 3) untuk mengetahui partisipasi masyarakat pada prosesi tradisi Suran Mbah Demang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif dengan sumber data dalam penelitian ini dari keturunan Mbah Demang, Lurah Desa, dan masyarakat. Tahapan-tahapan yang memerlukan beberapa unsur metodis, antara lain: teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara terstruktur, dan tidak terstruktur, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik validitas data menggunakan triangulasi, ketentuan pengamatan dan diskusi dengan teman. Kemudian analisis datanya menggunakan analisis interaktif dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan penting. Pertama, prosesi tradisi Suran Mbah Demang diawali dengan tahlilan dari tanggal 1 Muharram (Sura) sampai 7 Muharram (Sura), malam harinya tanggal 7 Muharram (Sura) kirab budaya, sholawatan, yang terakhir mandi di Sumur Tobat Maring Allah. Kedua, Tradisi Suran Mbah Demang adalah kearifan lokal yang ada di Desa Banyuraden. Kearifan lokal terlihat pada 1) Trah keturunan Mbah Demang yang masih menjadikan Kitab Bendhe sebagai pedoman hidup, 2) pelestarian Sumur Tobat Maring Allah sehingga airnya selalu asri. Ketiga, adanya partisipasi. Partisipasi tersebut berupa uang dari Trah Mbah Demang, infak, dan anggaran dari Dinas Kebudayaan. Partisipasi harta yaitu segala sarana dan prasarana penunjang acara tradisi Suran Mbah Demang. Partisipasi tenaga dari seluruh masyarakat, trah Mbah Demang, dan masyarakat pendatang baik dari awal maupun akhir. Kemudian yang terakhir partisipasi keterampilan itu terlihat pada Kirab Budaya yang didalamnya terdapat kesenian-kesenian yang merupakan kreatifitas dari warga masyarakat Banyuraden. Seperti adanya jathilan, wayangan, tari-tarian, hadroh, ogoh-ogoh dan lainnya. Kata Kunci: Partisipasi, Kearifan Lokal, Tradisi Suran Mbah Demang.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Ilmu Sosial > Sosiologi Antropologi Ilmu Sosial > Sosiokultural |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sosiologi |
Depositing User: | Admin Pendidikan Sosiologi FIS |
Date Deposited: | 13 May 2015 00:24 |
Last Modified: | 29 Jan 2019 22:13 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18427 |
Actions (login required)
View Item |