Estetika Ragam Hias Pura Jagatnatha Banguntapan: Akulturasi Budaya Bali dan Yogyakarta.

Ganika, Made Aditya Abhi and Kuswarsantyo, Kuswarsantyo (2023) Estetika Ragam Hias Pura Jagatnatha Banguntapan: Akulturasi Budaya Bali dan Yogyakarta. S3 thesis, Sekolah Pascasarjana.

[img] Text
disertasi_made aditya abhi ganika_20703261019.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis tentang: 1) representasi akulturasi budaya pada ragam hias budaya Bali dan Yogyakarta di Pura Jagatnatha Yogyakarta; 2) representasi estetis dari segi bentuk ragam hias budaya Bali dan Yogyakarta pada Pura Jagatnatha Yogyakarta; 3) representasi estetis dari segi makna yang terkandung pada ragam hias Bali dan Yogyakarta pada Pura Jagatnatha Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Pura Jagatnatha yang berlokasi di Desa Plumbon Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan jenis pendekatan hermeneutika. Instrumen penelitian ini dibantu dengan pedoman observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Keabsahan data pada penelitian ini adalah teknik kredibilitas menggunakan triangulasi. Data yang digunakan Pengumpulan data dilakukan melalui eksplanasi wujud ragam hias Pura Jagatnatha Yogyakarta, memastikan wujud ragam hias Pura Jagatnatha Yogyakarta yang dianalisis dan diinterpretasi dalam pengujian kredibilitas rupa dilakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai lingkup waktu. Menganalisis dan menginterpretasi arti wujud pada ragam hias Pura Jagatnatha Yogyakarta memakai interpretasi hermeneutika Paul Ricoeur, serta tata cara pendekatan bentuk, fungsi dan makna dalam Pura Jagatnatha Yogyakarta. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) representasi akulturasi budaya pada ragam hias budaya Bali dan Yogyakarta di Pura Jagatnatha Yogyakarta. Akulturasi ragam hias Saton dan Mas-masan menjadi bentuk baru Satomas,akulturasi ragam hias Lung-lungan dan Patra Samblung menjadi Lungtrasam,Akulturasi ragam hias Kemamang dan Karang Bhoma menjadi Bhomamang,akulturasi ragam hias Mustaka dan Mudra Mustadra,2) representasi estetis dari segi bentuk ragam hias budaya Bali dan Yogyakarta pada Pura Jagatnatha Yogyakarta. Relief yang menghiasi Pura Jagatnatha menggambarkan cerita dari epik Hindu seperti Ramayana atau Mahabharata. Makna simbolis Karang Bhoma pada Pura Jagatnatha, Kori Agung memiliki arti simbolis sebagai penangkal hal negatif dan penglukatan Padmasana ragam hias Pura Jagatnatha yang dikenal sebagai tempat untuk bersembahyang dan menaruh sesajian pada Pura Jagatnatha Yogyakarta.; 3) representasi estetis dari segi makna yang terkandung pada ragam hias Bali dan Yogyakarta pada Pura Jagatnatha Yogyakarta. Tri Hita Karana Merupakan sebuah konsep filosofis yang mendasar yang ada pada Pura Jagatnatha Yogyakarta. Memayu Hayuning Bawana merupakan akulturasi ini menggambarkan bagaimana keyakinan tentang Tuhan sebagai sumber kehidupan dan kekuasaan yang mengatur penciptaan alam semesta dan manusia menyatu dengan prinsip-prinsip Tri Hita Karana untuk menciptakan tatanan sosial dan ekologis yang seimbang dan harmonis. Makna dalam Ragam Hias Budaya Yogyakarta Ini mencerminkan pandangan tentang keindahan yang seimbang dan harmonis. Nilai toleransi dan menghormati perbedaan menjadi bagian penting dari pendidikan karakter dalam Pura Jagatnatha Yogyakarta.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: akulturasi budaya Bali dan Yogyakarta, estetika.
Subjects: Ilmu Sosial > Kebudayaan
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Ilmu Pendidikan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 02 Apr 2024 03:29
Last Modified: 02 Apr 2024 03:29
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/81506

Actions (login required)

View Item View Item