Desti, Haryani (2012) PROFIL PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA SMA DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDEN DAN BERJENIS KELAMIN PEREMPUAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA. Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa. pp. 1-8. ISSN 978-979-16353-8-7
|
Text
P - 18.pdf Download (48kB) | Preview |
Abstract
Berpikir kritis adalah penentuan secara hati-hati dan sengaja apakah menerima, menolak, atau menunda keputusan tentang suatu klaim/pernyataan (Moore dan Parker, 1988:4). Atau dapat juga dikatakan berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan yang masuk akal tentang apa yang dipercayai atau apa yang dilakukan (Ennis, 1996: xvii). Selanjutnya secara lebih berhati-hati mengevaluasi suatu pernyataan, kemudian membagi isu-isu yang ada apakah relevan atau tidak dengan pernyataan yang dievaluasi. Menurut Eider dan Paul (2006) dalam proses berpikir kritis harus dipenuhi aspek-aspek kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, logika, kedalaman, keluasan, dan signifikansi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil proses berpikir kritis siswa SMA dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif dan gender. Jenis penelitiannuya adalah penelitian deskriptif-eksploratif. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Palangkaraya. Subjek terdiri dari satu orang siswa dengan gaya kognitif field independen dan berjenis kelamin perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Data dianalisis berdasarkan indikator aspek-aspek berpikir kritis yaitu aspek kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, logika, kedalaman, keluasan, dan signifikansi (Eider dan Paul, 2006) dalam proses berpikir siswa memecahkan masalah matematika melalui empat tahap pemecahan masalah menurut Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan melihat kembali rencana pemecahan yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan proses berpikir subjek pada keempat tahap pemecahan masalah memenuhi aspek kejelasan, ketepatan, ketelitian, relevansi, logika, kedalaman, keluasan, dan signifikansi. Dengan demikian subjek memenuhi semua aspek berpikir kritis pada setiap tahapan pemecahan masalah. Pemecahan masalah subjek berbentuk narasi. Kata Kunci: Profil, berpikir kritis, siswa SMA, field independen, perempuan, masalah matematika
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Profil, berpikir kritis, siswa SMA, field independen, perempuan, masalah matematika |
Subjects: | Prosiding > Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2012 |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) > Pendidikan Matematika > Pendidikan Matematika |
Depositing User: | Sarwo Hadi ꦱꦼꦠꦾꦤ |
Date Deposited: | 23 Nov 2012 00:39 |
Last Modified: | 23 Nov 2012 00:39 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7514 |
Actions (login required)
View Item |