PENGEMBANGAN MODEL TELEKONEKSI ANOMALI NIÑO 3.4 DAN INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) SERTA APLIKASINYA TERHADAP KEJADIAN KEMARAU PANJANG DI PULAU JAWA

Saputra, Antonni and Hermawan, Eddy and Darmawan, Denny (2018) PENGEMBANGAN MODEL TELEKONEKSI ANOMALI NIÑO 3.4 DAN INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) SERTA APLIKASINYA TERHADAP KEJADIAN KEMARAU PANJANG DI PULAU JAWA. S1 thesis, FMIPA.

[img]
Preview
Text
12. FULL DRAFT.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh karakteristik anomali Niño 3.4, IOD dan telekoneksi keduanya, memperoleh model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD serta menentukan tingkat keakuratan model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD terhadap data aslinya serta hasil validasi model, dan memperoleh karakteristik curah hujan di wilayah Kota Tegal, kawasan Tanjung Priok, Kota Serang, dan Pulau Bawean serta hubungan antara model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD terhadap kejadian kemarau panjang yang pernah terjadi di wilayah tersebut. Data yang digunakan adalah data indeks Niño 3.4 dan indeks IOD dari Januari 1950 hingga November 2017, serta data curah hujan Kota Tegal, kawasan Tanjung Priok, Kota Serang, dan Pulau Bawean sebagai sampel lokasi di Pulau Jawa dari Januari 1981 hingga November 2017. Penelitian dilakukan dengan menganalisis karakteristik Niño 3.4, IOD, telekoneksi keduanya, dan karakteristik curah hujan sampel wilayah menggunakan plot time series dan Power Spectral Density (PSD). Metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) digunakan untuk memperoleh model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD. Model kemudian diaplikasikan terhadap kejadian kemarau panjang yang pernah terjadi di Pulau Jawa pada tahun 1982, 1997, dan 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa anomali Niño 3.4 memiliki periodisitas berkisar 60 bulan, IOD berkisar 36 bulan, dan telekoneksi keduanya berkisar 60 bulan. Model yang paling baik untuk telekoneksi Niño 3.4 dan IOD adalah ARIMA (1,1,2) dengan persamaan Zt = 1,516 Zt-1 – 0,516 Zt-2 – 0,256 at-1 + 0,021 at-2. Model ini mampu mengikuti data aslinya baik pada saat kondisi normal maupun ekstrim dengan nilai koefisien determinasi R2 = 0,87. Hasil validasi model menunjukkan bahwa semakin lama waktu yang digunakan untuk validasi, model secara relatif semakin menyimpang dari data aslinya dengan koefisien determinasi terbesar diperoleh untuk jangka waktu 3 bulan yaitu R2 = 0,88. Karakteristik pola curah hujan Kota Tegal, Kawasan Tanjung Priok, Kota Serang, dan Pulau Bawean berpola monsunal. Aplikasi model memperlihatkan bahwa saat model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD bernilai lebih atau sama dengan 3, anomali curah hujan di wilayah tersebut bernilai negatif atau dengan kata lain terjadi kemarau panjang.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: El Niño, Niño 3.4, IOD, telekoneksi
Subjects: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Fisika
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) > Pendidikan Fisika > Fisika
Depositing User: Admin Fisika FMIPA
Date Deposited: 25 Oct 2018 00:58
Last Modified: 30 Jan 2019 17:23
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60823

Actions (login required)

View Item View Item