PENGEMBANGAN MODEL PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA DALAM MENGHADAPI POPULATION AGEING DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yanuardi, M.Si. and Kurnia Nur, Fitriana, MPA and Utami, Dewi, M.PP and Pandhu, Yuanjaya, MPA (2017) PENGEMBANGAN MODEL PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA DALAM MENGHADAPI POPULATION AGEING DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Artikel Penelitian Produk Terapan 2017.

[img]
Preview
Text
AB.pdf

Download (87kB) | Preview

Abstract

Tujuan dari tahun pertama dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui capaian hasil pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia di DIY, (2) untuk mengembangkan model pelayanan kesejahteraan sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial lansia dan menghadapi population ageing di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan selama dua tahun (2017-2018). Teknik pengumpulan data dilakukan observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (focus group discussion), dan dokumentasi data sekunder. . Teknik analisis dilakukan secara kualitatif dengan langkah-langkah penelitian dan pengembangan meliputi: (1) identifikasi potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Merancang draf model, (4) validasi model, (5) revisi model, (6) ujicoba terbatas produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi akhir, dan (10) diseminasi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capaian hasil pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan hasil yang optimal pada bentuk pelayanan berbasis balai pelayanan sosial tresna werdha / panti werdha karena memberikan one stop service pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia dan lansia terlantar secara pemenuhan kebutuhan fisik, tempat tinggal, sosial, kesehatan, keagamaan, kegiatan seni-budaya, kegiatan ekonomi, dan rekreasi bersama. Kondisi ini didukung oleh dukungan pembiayaan, integrasi pelayanan kesejahteraan sosial, ketersediaan infrastruktur, dan ketersediaan sumber daya manusia yang ahli pramurukti, pekerja sosial, serta dokter puskesman. Berbagai program yang adapun telah dirancang untuk memberikan daya dukung pemenuhan kebutuhan lansia. Namun demikian, pelayanan berbasis berbasis balai pelayanan sosial tresna werdha / panti werdha menghadapi tantangan permasalahan berupa: (a) keterbatasan jangkauan dan cakupan pelayanan lansia, (b) keterbatasan daya tampung, (c) keterbatasan alokasi anggaran operasional baik dari APBN maupun APBD, dan (d) keterbatasan jumlah pramurukti dan pekerja sosial yang melayani lansia. Sedangkan capaian pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia diluar balai pelayanan sosial tresna werdha / panti werdha masih belum optimal yang berbasis masyarakat belum optimal karena belum banyak dikembangkan untuk pemberdayaan lansia dan peningkatan kualitas kehidupan lansia secara inklusif. Kondisi disebabkan faktor: (a) belum banyak model pelayanan kesejahteraan sosial lansia dan model pemberdayaan lansia yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik kebutuhan lansia, (b) pemenuhan kebutuhan lansia masih belum dilakukan secara bottom up karena impelementasinya hanya dimaknai sebagai implementasi kebijakan dan program/kegiatan secara top down sehingga tidak ada upaya upgrading kapasitas lansia sebagai subjek pelayanan kesejahteraan sosial, (c) belum maksimalnya capaian keterlibatan sosial dari pemangku kepentingan selain pemerintah yaitu masyarakat, komunitas, keluarga asuh lansia, pekerja sosial, relawan, panti werdha swasta sebagai caregiver dan pendamping pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia, (d) keterbatasan cakupan pelayanan kesejahteraan sosial dibandingkan dengan jumlah lansia di DIY, (e) keterbatasan dukungan anggaran, infrastruktur, dan sumber daya manusia yang terampil dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia, dan (f) belum adanya dukungan kebijakan ditingkat daerah melalui peraturan daerah tentang lansia. Penelitian ini telah menghasilkan model pelayanan kesejahteraan sosial partisipatif bagi lansia dengan mengadopsi kerangka kerja dari collaborative governance secara inklusif yang dikembangkan dari model pemberdayaan ekonomi produktif lansia yang telah ada sebelumnya. Keterlibatan sosial masyarakat, keluarga lansia, pekerja sosial, sukarelawan, organisasi sosial, dan lembaga pemerintah dalam pelayanan sosial lansia secara inklusif merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui penguatan modal sosial. Adapun luaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah: (1) Publikasi dalam Jurnal Terakreditasi LIPI RI No. 607/AU2/P2MI-LIPI/03/2015: Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial B2P3KS Kemensos RI Volume 16 No.1, 2017 ISSN 1412-6451, E-ISSN 25280430; (2) Publikasi dalam Jurnal Nasional ber-ISSN: Jurnal Natapraja Volume 5 Nomor 2, yang akan diterbitkan pada bulan Desember 2017; (3) Diseminasi hasil dalam seminar internasional tahun 2017: The 13 th International Conference on Humanities and Social Sciences (IC-HUSO 2017) Thailan; (4) Diseminasi hasil penelitian ke Seminar Nasional LPPM UNY “Hilirisasi Hasil Penelitian dan PPM untuk Kesejahteraan Bangsa” tahun 2017; (5) Model pelayanan kesejahteraan sosial partisipatif bagi lansia di DIY yang telah tervalidasi; (6) Draft Buku Ajar Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (Studi kasus: Daerah Istimewa Yogyakarta); dan (7) Laporan akhir penelitian tahun pertama 2017.

Item Type: Article
Additional Information: Laporan Penelitian Produk Terapan 2017
Uncontrolled Keywords: pelayanan kesejahteraan sosial, lanjut usia, population ageing
Subjects: LPPM
Divisions: LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Depositing User: LPPM UNY
Date Deposited: 02 Jan 2018 08:25
Last Modified: 02 Jan 2018 08:25
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54737

Actions (login required)

View Item View Item