Peranan Pesantren sebagai Situs Kewarganegaraan dalam Pembentukan Budaya Kewargaan di Sumenep Madura

Muwafiq, Ahmad (2017) Peranan Pesantren sebagai Situs Kewarganegaraan dalam Pembentukan Budaya Kewargaan di Sumenep Madura. S2 thesis, UNY.

[img] Text
tesis-ahmad-muwafiq-15730251027.swf

Download (13MB)

Abstract

Tesis ini bertujuan untuk menganalisis (1) peran pesantren sebagai situs kewarganegaraan dalam pembentukan budaya kewargaan di Sumenep Madura dan (2) penyelesaian hambatan-hambatan yang dihadapi pesantren sebagai situs kewarganegaraan dalam pembentukan budaya kewargaan di Sumenep Madura. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep dan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi serta menentukan subjek penelitian menggunakan purposive. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Analisis data menggunakan analisis data induktif, yang dilakukan melalui pengambilan data, reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut. (1) Peran pesantren sebagai situs kewarganegaraan dalam pembentukan budaya kewargaan pada masyarakat Sumenep Madura, tampak pada bidang pendidikan, sosial, dan politik. Peran tersebut dilakukan dengan memberikan penanaman nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kebangsaan, pemberdayaan masyarakat, dan keterlibatan dalam politik. Kesemuanya itu dimuarakan pada nilai-nilai keagamaan yang memang menjadi ciri khas pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam. Pesantren dengan pola manajerial tradisional melaksanakan prinsip “al-muhafazhatu alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah” (memelihara tradisi lama yang baik dan mengakomodasi tradisi baru yang lebih baik) dengan berpedoman pada pemahaman keagamaan yang terbuka. Pada pesantren dengan pola manajerial modern, program-program pesantren dilandaskan pada nilai-nilai Islami, Tarbawi, Ma’hadi, dan Indonesiawi. (2) Hambatan-hambatan yang muncul pada proses pembentukan budaya kewargaan adalah sikap-sikap pragmatis santri dan radikalisasi pemahaman keagamaan di masyarakat. Upaya penyelesaian hambatan dalam pembentukan budaya kewargaan oleh masing-masing pesantren berbeda. Pada pesantren dengan pola manajerial tradisional, belum ada bentuk penyelesaian yang optimal. Pada pesantren dengan pola manajerial modern, bentuk penyelesaiannya berupa pemberdayaan alumni, kerja sama dengan masyarakat, dan keterlibatan pesantren dalam berbagai forum. Intinya adalah bahwa pesantren baik dengan pola manajerial tradisional maupun modern, mempunyai peran yang positif dalam pembentukan budaya kewargaan di Sumenep Madura.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: pesantren, situs kewarganegaraan, budaya kewargaan.
Subjects: Pendidikan > Sejarah Pendidikan
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Program Pascasarjana > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 23 Oct 2017 04:06
Last Modified: 09 May 2019 08:20
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53516

Actions (login required)

View Item View Item