WAWASAN HIDUP JAWA DALAM TEMBANG MACAPAT

Suwardi, - WAWASAN HIDUP JAWA DALAM TEMBANG MACAPAT. -.

[img]
Preview
Text
Wawasan_Hidup_Jawa_dalam_Tembang_Macapat.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Nama-nama tembang macapat (TM) memang tampak menggoda. Boleh jadi nama itu diciptakan oleh para wali. Maka bukan mustahil jika dibalik nama itu termuat wawasan hidup. Setidaknya wawasan hidup orang Jawa (wali sanga)pada saat itu. Pada dasarnya nama. TM memuat dua macam wawasan hidup. Pertama, sebagai wawasan hidup berdakwah. Kedua sebagai wawasan perjalanan hidup. Keduanyajauh berbeda dalam upaya penafsiran. terutama dari segi urutan TM sebagai wawasan hidup berdakwah berisi anjuran tentang "metode" berdakwah. yakni: dakwah hendaknya mengingat empan papan, had-had mengeluarkan (Mijil) kata , jangan menyimpang (pangkur) dari AI-Qur'an dan Hadits). menjaga (kinanthi) agar tidak bermusuhan .disampaikan secara enak (dhandhanggula). memberi harapan agar awet muda{sinom). mendorong agar suka mengeluarkan infak (Armaradana). mendorong agar menjauhkan hawa nafsu (Megatruh). mendorong agar menghindarkan M-5 (Durma. memberi pengertian agar lidak merasa berat (Maskumambang) beribadah. menunjukkan jalan mencapai kesempurnaan (Pucung). TM sebagai wawasan perjalanan hidup mengisyaratkan bahwa hidup itu bergerak/berproses dari sebelum "ada" sampai "tidak ada". Perjalanan hidup manusia itu: Mijil hidup bermula dari pria/wanita tertarik kepada lawan jenis). mengeluarkan 'isi hati'. menyerahkan segalanya. dan menanamkan benih kasih sehingga terjadi kelahiran. Sinom. usia muda. sering mudah goyah. membutuhkan tauladan. sering berhias. Asmaradana. usia remaja biasanya butuh hiburan. dan ingin hidup yang enak. Kinanthi. usia menginjak dewasa. ia ia mulai ragu-ragu memilih jodoh. jika telah menemukan kekasih yang seimbang. keduanya akan memasuki pelaminan. menanamkan "rasa sejati". Dhandanggula. masa jaya-jayanya seseorang. Ia benar-benar merasakan manisnya (nikmat) hidup. Pada saat telah hidup berumah tangga. pasangan itu akan bebas memadu kasih. dalam berumah tangga bujukan diperlukan). terlebih lagi saat berhubungan seks yang sering hanyut dalam impian indah. maksudnya agar mendapatkan buah 'asih'lanak) yang mursid. namun bukan mustahil jika saat itu pula ada gangguan keluarga yang menyedihkan. Situasi ini justru ujian bagi pasangan untuk segera memikirkan bekal yang akan dibawa nanti. Gambuh. artinya tahu. Masa ini orang Jawa menyebut "gambuh salwiring kawruh". artinya sudah banyak makan garam. Oleh sebab itu ia sering "mendhita",banyak memberi petuah ketika "momong" anak cucu. Durma. usia tua biasanya telah mundur (menghindar) dari segala keinginan (nafsu) yang kurang baik. Saat ini perhatian dicurahkan untuk "nggayuh" kesempurnaan hidup. Maskumambang, manusia sudah "ngambang" (menjelang kematian). mungkin hidupnya tinggal menunggu waktu dan kurang berarti. Kepasrahan pun terjadilah.Megatruh, artinya perpisahanjiwa dan raga (mati). Pada saat ini manusia akan ada tanda-tanda khusus bila telah akan dipanggil. Pocung, arinya jika orang telah matiakan dipocong atau dibungkus seperti pocongan. Pangkur, manusia telah "mungkur" (pergi) dari dunia. Namun, ia masih ada alam lagi yang akan dilewati yaitu alam pangrantunan dan alam ramhangan (yaumul khisah), akhirnya selesai tugas manusia di alam akherat.

Item Type: Article
Subjects: Perpustakaan
Divisions: Perpustakaan
Depositing User: Users 93 not found.
Date Deposited: 05 Sep 2012 16:29
Last Modified: 05 Sep 2012 16:29
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5095

Actions (login required)

View Item View Item