Pengembangan Model Muatan Pra-vokasional dan Pembelajaran Dalam Kurikulum SMP/MTs di Sentra Industri Batik

Syamwil, Rodia (2010) Pengembangan Model Muatan Pra-vokasional dan Pembelajaran Dalam Kurikulum SMP/MTs di Sentra Industri Batik. S3 thesis, UNY.

[img] Text
disertasi-rodia-syamwil-04702261004.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Otonomi pendidikan bertujuan agar sekolah dapat mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan daerah. Keterampilan membatik sebagai program pra-vokasional berbasis potensi lokal dan global pada jenjang SMP/MTs dapat memberikan pijakan bagi siswa untuk menentukan pilihan pendidikan lanjut atau karirnya kelak. Tujuan penelitian ini adalah membangun model muatan pra-vokasional (MPV) dan pembelajaran berbasis potensi lokal pada SMP/MTs di wilayah sentra industri batik. Penelitian pengembangan dilakukan untuk mengembangkan model. Model Konseptual dikembangkan dari kajian teoretis. Analisis pekerjaan, sosial budaya, trend kerja masa depan, kurikulum SMK dan SMP/MTs, dilakukan untuk memetakan kebutuhan dan mengembangkan Model Hipotetik. Validasi model dilakukan dengan teknik Delphi dua putaran, menghasilkan Model Empirik. Ujicoba dengan quasy experimental design dilaksanakan pada siswa kelas IX SMPN 6 Pekalongan sebagai subyek coba dan berlangsung dua tahap yaitu uji skala kecil dan skala lebih luas. Hasil belajar dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Efektifitas model dianalisis dengan anova untuk membandingkan hasil belajar siswa antara yang menerapkan model dengan yang tidak. Model MPV memuat empat komponen kompetensi yaitu: (1) pengetahuan lokal, terdiri dari pengetahuan batik, sentra, lingkungan, pekerjaan, karir, dan pendidikan kejuruan; (2) kepribadian pra-vokasional, menanamkan disiplin, kerja keras, pola hidup bersih, kerja sama, kepemimpinan, kewirausahaan, dan komunikasi; (3) keterampilan pra-vokasional utama adalah membatik, dan membuat motif, alat, dan kerajinan batik sebagai keterampilan pendukung; serta (4) kreativitas dikembangkan melalui eksplorasi ide dan substitusi, pemecahan masalah, serta penyelenggaraan pameran. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) berbasis Proyek dipilih untuk implementasi model. Hasil belajar dievaluasi dengan sistem penilaian otentik, dengan menggunakan format-format penilaian PBM, hasil karya dan portofolio, tes, refleksi, serta rencana tindak lanjut (RTL). Hasil analisis menunjukkan nilai kecakapan pra-vokasional (KPV) dalam kriteria baik dengan nilai rata-rata 3,89; begitu pula konstruknya, yaitu wawasan (3,82); hasil karya (3,83); kinerja (3,86); dan kreativitas (4,01). Pembelajaran MPV berhasil mengembangkan “soft skills”, terlihat dari apresiasi yang tinggi terhadap potensi lokal, kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja, kerja keras, disiplin, kerjasama, kepemimpinan, dan kreativitas. KPV masih dapat ditingkatkan menjadi sangat baik. Nilai sangat kreatif terdapat pada kreativitas dalam substitusi (4,25). Pengetahuan dan apresiasi terhadap pendidikan kejuruan dalam kriteria cukup (3,42 dan 2,84), meskipun apresiasi terhadap pekerjaan dan karir dalam kriteria baik (3,93). Hasil anova menunjukkan MPV efektif, terlihat dari perbedaan yang signifikan antara KPV kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, di mana kompetensi awal kedua kelompok ini tidak berbeda (F 918,76 ; sig.0,00 < 0,05)). Perbedaan terlihat pula pada KPV antara sebelum dan sesudah ujicoba (sig. paired t-test 0,00 < 0,05). Keunggulan model MPV, dalam hal: (1) materi dan jenis keterampilan yang diajarkan beragam tetapi tetap dalam alur batik; (2) waktu efisien; (3) lingkungan dan suasana belajar menyenangkan; (4) lingkungan sebagai sumber belajar; (5) pemanfaatan bahan hemat dan murah; (6) diskusi kelompok; (7) penyelenggaraan pameran; (8) inisiasi terhadap inovasi, kreativitas, dan kemampuan komunikasi; serta (9) memberikan kepuasan kepada siswa. Pembelajaran MPV membutuhkan biaya yang besar, namun luaran lebih baik dalam kualitas maupun kuantitas. Model MPV dan Pembelajaran ini layak dimasukkan dalam kurikulum SMP/MTs di sentra industri batik agar siswa tidak tercerabut dari akar budayanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum berorientasi kerja di sentra-sentra industri lainnya, dalam rangka mendapatkan sinergi antara pendidikan dasar, pendidikan kejuruan, dan industri.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: model muatan pra-vokasional, pembelajaran, kurikulum
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Kejuruan
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Depositing User: Users 57 not found.
Date Deposited: 20 Mar 2017 04:27
Last Modified: 04 Oct 2022 01:46
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48164

Actions (login required)

View Item View Item