Pengembangan Model Asesmen Kompetensi Siswa SMK dalam Konteks Pembelajaran Berbasis Kerja (Work-Based Learning) di Industri

Syahrul, Syahrul (2010) Pengembangan Model Asesmen Kompetensi Siswa SMK dalam Konteks Pembelajaran Berbasis Kerja (Work-Based Learning) di Industri. S3 thesis, UNY.

[img] Text
disertasi-syahrul-0570126014.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Konsep dasar Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dilaksanakan atas kerjasama antara lembaga pendidikan dan dunia usaha/industri, yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran, termasuk pembelajaran yang berlangsung di industri. Pelaksanaan asesmen pembelajaran praktik kerja industri SMK hanya dilakukan oleh instruktur, dan belum melibatkan pihak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan menemukan model asesmen kompetensi siswa SMK dalam konteks pembelajaran berbasis kerja di industri yang valid, praktis, dan efektif. Model asesmen yang dikembangkan ini diberi nama Model Asesmen Autentik Terintegrasi (Model-AAT), karena selain memadukan keterlibatan pihak sekolah dan industri, juga mengintegrasikan dua metode asesmen autentik, yakni asesmen teman sejawat siswa (peer assessment), yang digunakan oleh siswa dan asesmen unjuk kerja (performance assessment) yang digunakan oleh guru dan instruktur. Subjek penelitian ini adalah siswa peserta Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan guru pembimbing yang berasal dari tiga SMK, yaitu SMK Negeri 5 Makassar, SMK DH Pepabri Makassar, dan SMK Handayani Makassar; dan instruktur (mentor) pada institusi pasangan (bengkel-bengkel mekanik otomotif). Pengembangan Model AAT ini mengacu pada model pengembangan pendidikan yang dikemukakan Plomp (1997) dengan mengacu pada kriteria kualitas produk pengembangan, yang meliputi kriteria kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Tahapan pengembangan yang ditempuh terdiri atas 4 fase yaitu: (1) fase investigasi awal, (2) fase perancangan, (3) fase konstruksi/realisasi dan (4) fase tes, evaluasi dan revisi. Fase implementasi diharapkan dapat dilaksanakan atau ditindaklanjuti melalui sosialisasi oleh guru dan instruktur setelah penelitian ini selesai. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Model-AAT memenuhi kriteria valid, efektif, dan praktis, untuk diterapkan pada pembelajaran berbasis kerja (Work-Based Learning) di industri. (2) Komponen utama Model-AAT terdiri atas: (a) Perangkat Asesmen Teman Sejawat (ATS) oleh Siswa, (b) Perangkat Asesmen Unjuk Kerja oleh Guru (AUKG), dan (c) Perangkat Asesmen Unjuk Kerja oleh Instruktur (AUKI). (3) Penerapan Model-AAT ini memungkinkan guru maupun instruktur untuk dapat mengikuti perkembangan belajar siswanya secara teratur dan berkelanjutan, sehingga hasil penilaian atas unjuk kerja (kompetensi) siswa lebih objektif. (4) Dampak lain dari penerapan Model-AAT di industri adalah bahwa seorang instruktur akan memperoleh pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan dalam melakukan asesmen secara tepat, akurat, dan objektif terhadap unjuk kerja (kompetensi) siswa dengan mengacu pada kriteria penilaian yang ditetapkan. (5) Penerapan model asesmen ini dapat meningkatkan saling pengertian dan kerjasama antara sekolah dan dunia industri, khususnya berkaitan dengan penyelenggaraan asesmen kompetensi siswa peserta prakerin. (6) Model asesmen ini juga dapat menjadi alternatif bagi para guru di sekolah untuk menilai unjuk kerja siswa pada kegiatan pembelajaran di bengkel atau laboratorium.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: model asesmen, kompetensi siswa SMK, pembelajaran berbasis kerja
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Kejuruan
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Depositing User: Users 57 not found.
Date Deposited: 13 Mar 2017 08:03
Last Modified: 06 Oct 2022 03:01
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47888

Actions (login required)

View Item View Item