UPACARA ADAT MALAM 1 SURA DI DESA TRAJI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH

Delli Marselina, Sandra (2013) UPACARA ADAT MALAM 1 SURA DI DESA TRAJI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH. S1 thesis, FBS UNY.

[img]
Preview
Text
Sandra Delli Marselina_07205244044.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rangkaian prosesi upacara, makna simbolik sesaji, serta fungsi upacara adat malam 1 Sura di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik observasi berpartisipasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu perekam, kamera dan alat bantu tulis. Analisis data yang digunakan adalah kategorisasi dan perbandingan berkelanjutan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rangkaian prosesi upacara adat malam 1 Sura terdiri atas beberapa tahap, yakni diawali dengan persiapan, yaitu rapat, persiapan sesaji, selamatan di rumah Kepala Desa Traji dan persiapan pelaku upacara. Pelaksanaan upacara adat malam 1 Sura terdiri dari selamatan (kenduri) di Balai Desa, Kirab Pengantin Lurah Traji, Upacara di Sendhang Si Dhukun, Upacara di Kalijaga, ritual nukonI, ritual sungkeman di Balai Desa, Upacara di Makam Kyai Adam Muhammad, Upacara di Gumuk Guci dan ditutup dengan pementasan wayang kulit. (2) Makna simbolik sesaji dibagi menjadi dua, yaitu makna simbolik sesaji untuk diletakkan di tempat-tempat yang dianggap keramat, yaitu makna simbolik nasi uncet, empon-empon, juwadah pasar, kembang katelon, uang wajib, dan makna simbolik sesaji untuk pelaksanaan upacara adat malam 1 Sura yaitu makna simbolik gunungan, bucu asin, sega golong, kepala kambing, ingkung, bungkusan beras putih dan beras kuning, kembang setaman, bucu ketan salak, jenang sengkala, pala pendhem, pisang raja, perlengkapan kecantikan, kendhi, telur mentah, lanyahan, kupat, gantal, rokok, katul, tikar dan kemenyan sebagai simbol permintaan ijin kepada roh-roh leluhur yang membantu permohonan masyarakat penyelenggara. (3) Fungsi upacara adat malam 1 Sura adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME, gotong royong, mempererat tali persaudaraan, memberikan hiburan, meningkatkan pendapatan, dan melestarikan warisan leluhur. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu, pada zaman sekarang masih banyak masyarakat yang percaya dengan upacara adat malam 1 Sura sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan mata air di Sendhang Si Dhukun. Pengunjung yang datang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: upacara adat, malam 1 sura
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa Jawa > Budaya Jawa
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Bahasa Daerah
Depositing User: Admin Pendidikan Bahasa Jawa FBS
Date Deposited: 14 Dec 2016 01:55
Last Modified: 19 Oct 2020 05:29
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44569

Actions (login required)

View Item View Item