Makrofah, Siti (2016) [Ringkasan Skripsi] Makna dan Simbol Tradisi Nolak Sambikolo dalam Upacara Pernikahan di Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. S1 thesis, FIS.
Slideshow (Ringkasan Skripsi Digital)
Ringkasan Skripsi 12413241005.swf Download (277kB) |
Abstract
Setiap daerah pasti memiliki sebuah tradisi sendiri-sendiri. Dimana tradisi itu merupakan sebuah simbol tersediri bagi daerah agar masyarakat mau mempertahankan dan melestaikan untuk generasi berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui proses pelaksanaan tradisi nolak sambikolo dalam upacara pernikahan, (2) mengetahui simbol dan makna tradisi nolak sambikolo dala upacara pernikahan, penelitian ini dilakukan di Desa Jogomulyo terutama di Dusun Kijing Sari yang masyarakatnya masih banyak yang melakukan tradisi nolak sambikolo dalam upacara pernikahan. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam mengkaji dan mendeskripsikan makna dan simbol tradisi nolak sambikolo dalam upacara pernikahan di Desa Jogomulyo, Tempuran Magelang. Informan penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih informan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Validitas dan reliabilitas data pada penelitian ini diperkuat dengan triangulasi data. Proses analisis data menggunakan konsep analisis Miles dan Huberman yang melalui empat tahap penyusunan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi nolak sambikolo dilakukan di pinggi jembatan. Faktor penyebab masyarkat percaya faktor internal: kepercayaan sedangkan faktor eksternal: masuknya kebudayaan asing dan masyarakat yang masih mengikuti tradisi setempat. Pelaksanaan tradisi nolak sambikolo pertama persiapan yang perlu disiapkan adalah 2 anak ayam, nasi beserta lauk pauknya, makanan yang di buat saatacara pernikahan, bunga, dan jenang abang, ke 2 pembuatan sesaji, ke 3 pemilihan orang untuk meletakkan sesaji tersebut, ke 4 pemberian sesaji yang telah di selesai persiapkan kepada rombongan dan ke 5 peletakan sesaji di pinggir jembatan yang dilakukan oleh orang yang sudah diberikan anamah dari keluarga yang mengadakan hajatan. Tradisi nolak sambikolo memiliki makna untuk meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa hal yang melatarbelakangi alasan masyarakat masih melakukan tradisi ini adalah tradisi tersebut peninggalan nenek moyang, masyarakat masih percaya terhadap hal gaib, dan masyarakat percaya jika tidak melakukan tradisi nolak sambikolo dalam upacara pernikahan maka akan ada bahaya yang menimpanya pada saat hari H maupun setelah menikah. Kata kunci: makna dan simbol, tradisi nolak sambikolo, upacara pernikahan
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Ilmu Sosial > Sosiologi Antropologi |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sosiologi |
Depositing User: | Admin Pendidikan Sosiologi FIS |
Date Deposited: | 03 Nov 2016 23:55 |
Last Modified: | 30 Jan 2019 11:40 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43187 |
Actions (login required)
View Item |