Konflik Lahan Pertanian dalam Pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo

Sopanudin, Akhmad (2016) Konflik Lahan Pertanian dalam Pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo. S1 thesis, FIS.

[img] Slideshow (Skripsi Digital)
SKRIPSI AKHMAD SOPANUDIN m1.swf

Download (1MB)
[img] Text
SKRIPSI AKHMAD SOPANUDIN docx.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena alih fungsi lahan yang terjadi akibat adanya kebijakan pembangunan bandara baru di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Setidaknya ada lima desa terdampak dari pembangunan bandara ini, yang menyebabkan lahan pertanian di masing-masing desa tersebut beralih fungsi menjadi bandara baru. Selain tujuan dari penelitian yang disebutkan tadi, peneliti bermaksud mengkaji masalah sosial yang muncul berupa konflik sosial di dalam masyarakat sebagai dampak dari pembangunan bandara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Adapun sumber data yang diperoleh oleh peneliti dari beberapa narasumber yaitu; masyarakat terdampak baik itu pro atau kontra bandara, pemerintah daerah Kulon Progo, BPN, dan dari pihak Angkasa Pura I selaku pemrakarsa bandara baru. Selain itu peneliti juga menggunakan data sekunder berupa dokumentasi dari pihak terkait, dan dari media cetak seperti koran dan jurnal. Dalam validitas data yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan trianggulasi sumber data dan tekhnik analisis data menggunakan model analisis data Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa fenomena alih fungsi lahan yang terjadi di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo akibat dari kebijakan pembangunan bandara baru menimbulkan beberapa dampak sosial. Adapun dampak tersebut yaitu bergesernya lahan pertanian menjadi bandara, hilangnya lahan pertanian sebagai sumber mata pencaharian masyarakat sekitar, munculnya sikap pro dan kontra di masyarakat, dan munculnya konflik sosial. Adapun konflik sosial tersebut antara masyarakat yang pro dengan masyarakat kontra (konflik horizontal), dan masyarakat kontra dengan pemerintah daerah Kulon Progo (konflik vertikal). Masyarakat yang kontra tergabung dalam kelompok Wahana Tri Tunggal. Sikap masyarakat yang menolak karena mereka takut akan kehilangan lahan pertanian yang selama ini menjadi sumber utama mata pencaharian mereka, baik sebagai petani (pemilik lahan) ataupun buruh tani (penggarap). Sementara itu masyarakat yang pro bandara mereka sebagian besar merupakan pemilik lahan sekaligus penggarap. Mereka yang pro bandara mengajukan beberapa persyaratan di antaranya; ganti rugi lahan mereka dan kompensasi lahan PAG, masalah ketenagakerjaan, dan relokasi gratis. Kata kunci: alih fungsi lahan, pembangunan, masyarakat, konflik

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi Antropologi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Admin Pendidikan Sosiologi FIS
Date Deposited: 15 Sep 2016 07:32
Last Modified: 30 Jan 2019 10:58
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41367

Actions (login required)

View Item View Item