KAJIAN BAHASA RUPA TOPENG BALI KLASIK

I Wayan, Suardana KAJIAN BAHASA RUPA TOPENG BALI KLASIK. [Experiment/Research]

[img] Text
HASIL__PENELITIAN_BHR_TP.doc

Download (32kB)
[img]
Preview
Text
HASIL__PENELITIAN_BHR_TP.pdf

Download (7kB) | Preview

Abstract

Tulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian terhadap kajian rupa gambar dan tulis seni prasi wayang Bali. Penelitian ini berusaha menggali dan memperkenalkan nilai-nilai lokal tradisional Bali dengan harapan untuk bahan masukan bagi perkembangan komik di Indonesia. Sebagai bahan kajian analisa dalam penelitian ini penulis tekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan bentuk atau rupa prasi , yaitu menyangkut masalah isi wimba dan cara wimba. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif . Pengertian deskriptif (Descriptive research). Dengan memanfaatkan sumber data dari karya prasi cerita wayang klasik Bali dan didukung pendapat para responden yang terdiri para seniman seni prasi, juga dari pengamat seni yang paham terhadap permasalahan yang diambil. Dalam pengambilan sampel disesuaikan dengan sampel yang digunakan yaitu dari: sumber kepustakaan, nara sumber yang dipilih secara proporsional dan purpossive sampling dan hasil pencatatan sumber data historis, juga pencatatan di lapangan langsung. . Untuk menganalisa karya digunakan model analisa data, dalam proses ini ada tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data berlangsung. Dari hasil penelitian terhadap gambar dan tulis seni prasi wayang ditinjau dari visulisasi bentuk rupa isi wimba terdapat wimba manusia, binatang, pohon-pohonan, bangunan, batu-batuan. Tokoh wimba manusia dibuat menyerupai wayang klasik gaya Kamasan, dengan bentuk dekoratip “tampak khas yang mudah dikenali”. Seni prasi masih terikat dengan aturan-aturan (pakem) wayang dekoratif tradisional. Mengenai cara wimba yang menonjol adalah penggambaran bentuk cara wimba wayang tradisional, yang ada kemiripan dengan wayang klasik gaya Kamasan, terutama tampak dalam gaya ungkap cara wimba yaitu : medium long shot pengambilan obyek dari kepala sampai kaki, ada diperkecil dan ada diperbesar, para tokoh tampak seluruh tubuh, ruang sedikit kosong pada bagian atas. Dari sudut pengambilan tampak sudut wajar (normal angle shot) dan aneka tampak. Penggambaran sekala lebih kecil dari aslinya, penggambaran sudah di stilasi, ekspresif, dekoratif. Cara lihat dari arah kiri ke kanan, kejadiannya mulai dari kiri baru kejadian sebelah kanannya. Penggambaran para tokoh dengan cara aneka tampak (gaya wayang) dilengkapi dengan ragam wimba hias dan wimba atribut, serta ukuran pengambilan dari kepala sampai kaki sebagai salah satu kekuatan cara penggambaran yang menonjolkan gestur (bahasa tubuh, disamping menggambarkan budaya asli Indonesia yang tampak dalam obyeknya.

Item Type: Experiment/Research
Subjects: Seni dan Budaya > Seni Rupa
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Rupa
Depositing User: pend seni rupa fbs
Date Deposited: 14 Aug 2012 04:46
Last Modified: 14 Aug 2012 04:46
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4093

Actions (login required)

View Item View Item