Pola-Pola Struktur Kebahasaan Wacana Percakapan di Facebook

Afifulloh, M. (2011) Pola-Pola Struktur Kebahasaan Wacana Percakapan di Facebook. S2 thesis, UNY.

[img] Text
tesis-m-afifulloh-09706251036.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan: (1) Struktur wacana percakapan di fesbuk dilihat dari organisasi percakapan, (2) kohesi gramatikal dan koherensi pada percakapan di facebook dilihat dari tingkat bahasa (3) campur kode dan alih kode pada percakapan di facebook, dilihat dari tingkat bahasa (4) gaya bahasa percakapan di facebook dilihat dari sarana retorika, dan (5) isi atau subtansi percakapan di facebook ditinjau dari analisis wacana kritis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode Grounded Theory, yaitu proses analisis data secara sistematis dan intensif, sering berupa kalimat demi kalimat, atau frasa demi frasa dalam bentuk catatan lapangan dan berupa dokumen dengan membandingkan data secara terus menerus. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) struktur wacana percakapan di facebook dilihat dari organisasi percakapan adalah percakapan yang memiliki kebebasan dalam giliran bicara, adanya pasangan berdampingan, dan tidak dijumpai adanya jeda dan overlap. Hal tersebut terjadi karena sifat percakapan yang tidak langsung dan media yang digunakan yaitu komputer. (2) piranti kohesi gramatikal dan koherensi dalam percakapan di facebook yang paling sering dijumpai adalah konjungsi dan subtitusi. Hal tersebut dikarenakan konjungsi merupakan sarana penghubung antar ujaran dan subtitusi merupakan alat untuk memberikan kepraktisan bahasa. Konteks situasi adalah penyumbang terbesar dalam menciptakan koherensi. (3) campur kode yang paling banyak dijumpai adalah tingkat kata. Kata-kata asing biasanya merupakan kata-kata yang sudah umum penggunaanya dalam percakapan dan terbatas pada istilah-istilah dalam komputer seperti remove dan delete. Alih kode yang banyak djumpai adalah idiom atau ungkapan. Hal tersebut merupakan kemauan penutur untuk memperlihatkan identitasnya. (4) dilihat dari sarana retorika, gaya bahasa yang dijumpai adalah penggunaan majas dan pencitraan. Majas yang paling sering dijumpai adalah hiperbola dan pencitraan yang paling sering muncul adalah visual dan pendengaran. Penggunaan hiperbola dan pencitraan ini memberikan efek penekanan situasi yang ingin digambarkan dalam ujaran. (5) Secara subtansi, dijumpai percakapan yang berbau kepentingan-kepentingan politik dan ideologi yaitu mengenai UU keistemawaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan mengenai pembangunan gedung baru DPR RI. Penggunaan gambar, simbol, dan penggabungan dua fonem (vokal maupun konsonan) dalam percakapan sebagai wujud transkrip bahasa non-verbal yang dituliskan seperti penggunaan “wkwkw, hehehe, hihihi, hahaha, :), :-), :D, :P. sebagai sarana ekspresi senyuman dan tertawa. Penggunaan seperti gambar jempol yang berfungsi sebagai penanda kohesi dan koherensi dalam percakapan. Penggunaan @ dan asterisk (*) berfungsi untuk memberikan kepraktisan bahasa dan sebagai pembentuk pasangan berdampingan (adjacency pairs) dalam percakapan.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: struktur, kebahasaan, wacana, Facebook
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Program Pascasarjana > Linguistik Terapan
Depositing User: Users 57 not found.
Date Deposited: 01 Aug 2016 06:35
Last Modified: 01 Dec 2022 07:55
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38114

Actions (login required)

View Item View Item