PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INTERNET BAGI GURU BIOLOGI SMA DI KABUPATEN SLEMAN

Victoria Henuhili, M.Si. PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INTERNET BAGI GURU BIOLOGI SMA DI KABUPATEN SLEMAN. INOTEK.

[img] Text
ARTIKELL_PPM_lpm_2008REVISI.rtf

Download (367kB)

Abstract

Pengabdian bertujuan untuk memberikan bekal bagi guru biologi SMA di kabupaten Sleman dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk membuat media pembelajaran berbasis internet. Hal yang menjadi dasar pertimbangan adalah kebutuhan guru di lapangan akan informasi dan pengetahuan untuk menambah wawasan pengetahuan kepada siswa, sehingga bekal ketrampilan guru perlu ditingkatkan, salah satunya dalam menyusun media pembelajaran. Kemajuan IPTEK di bidang teknologi informasi dapat menjadi salah satu alternatif pilihan dalam membantu mengatasi masalah tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi melalui jaringan internet membantu guru lebih fleksibel mengatur / menyesuaikan waktu antara tugas dan tanggung jawabnya di sekolah dengan kebutuhan mencari informasi yang diperlukan. Di sisi lain guru di sekolah belum optimal memanfaatkan komputer untuk mengembangkan diri dalam membuat / menyusun media pembelajaran di luar program power point, sehingga perlu mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan. Bentuk kegiatan PPM ini adalah penyampaian materi dan praktek langsung membuat media pembelajaran menggunakan komputer, yang dilakukan di laboratorium Komputer Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY. Jumlah peserta adalah 16 orang guru-guru biologi di kabupaten Sleman, termasuk seorang peserta tamu, seorang guru asal Kalimantan Timur yang sedang tugas belajar di fakultas Pasca Sarjana di UNY. Jumlah tersebut telah memenuhi target minimal 10 orang guru, walaupun tidak mencapai target maksimal seluruh peserta, yaitu 20 orang guru dari 10 sekolah. Pada awal kegiatan guru dibagikan angket yang berisi pertanyaan tentang bekal pengetahuan yang dimiliki guru tentang komputer serta pelatihan tentang aplikasi program komputer yang mungkin pernah diterima sebelumnya. Pada akhir kegiatan dilakukan penjaringan masukan menggunakan angket sebagai upaya mengetahui kesulitan dan pendapat guru untuk penerapan di lapangan. Dari hasil penelusuran angket yang dilakukan, guru telah biasa menggunakan program word, excell dan power point, bahkan beberapa diantaranya memiliki bekal lebih karena telah mengenal program macromedia flash maupun adobe photoshop. Namun demikian ternyata guru masih belum terbiasa dalam menggunakan internet untuk mencari informasi sebagai sarana untuk membuat media pembelajaran, walaupun di sekolah tempat mereka bekerja telah tersedia jaringan internet dan laboratorium komputer. Pada saat pelaksanaan pelatihan guru antusias mencari informasi yang dipelukan sesuai dengan topik bahasan yang telah disiapkan dari rumah. Guru belajar melakukan searching, browsing, download, upload kemudian menyusun dan mengemasnya dalam program pembelajaran. Dalam program pembelajaran tersebut guru juga menyajikan tugas, soal, sampai memasukkan kunci jawaban, sehingga apabila ada siswa yang menggunakannya dapat langsung diketahui berapa skor yang diperolehnya. Kendala yang dialami oleh guru adalah belum terbiasanya terhadap program yang digunakan karena terbatasnya waktu yang digunakan. Dalam mengemas media pembelajaran ini guru perlu mengembangkan kreativitas dan mandiri sebab program yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru di lapangan. Guru juga mengalami kesulitan dalam menginstal program, sehingga harus diulang beberapa kali dan berakibat berkurangnya waktu untuk sesi yang lain. Dalam uji coba penggunaannya secara terbatas, program yang dihasilkan dapat memperjelas dan mempercepat tersampaikannya materi pelajaran, namun waktu persiapannya menjadi kendala tersendiri. Sesuai dengan rumusan awal pelatihan memberi kesempatan dan memotivasi guru dalam mengembangkan kreativitas membuat media pembelajaran, hal itu terungkap dari pengemasan media pembelajaran yang dihasilkan oleh guru meskipun baru pada tahap awal. Kendala dalam pelaksanaan seluruh rancangan adalah pelaksanaan secara langsung di sekolah, karena tidak ditemukannya kesepakatan waktu dan jadwal, maka pelaksanaan uji coba dilakukan secara terbatas. Masukan dan saran yang diperoleh dari peserta adalah pelatihan ini dapat dilanjutkan secara kontinyu, dengan mengenalkan program-program lainnya yang perlu di lapangan, seperti pembuatan media animasi, dan perlunya pendampingan di lapangan supaya pengetahuan yang telah diterima tidak terputus di tengah jalan.

Item Type: Article
Subjects: LPPMP
Divisions: LPPMP - Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Date Deposited: 09 Aug 2012 07:44
Last Modified: 02 Oct 2019 02:06
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3795

Actions (login required)

View Item View Item