PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FINE COMPOSTING BERBASIS MESIN PENGOLAH TIPE CRUSHER UNTUK PENGELOLAAN SAMPAH PASAR PEDESAAN

Slamet Widodo, M.T. PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FINE COMPOSTING BERBASIS MESIN PENGOLAH TIPE CRUSHER UNTUK PENGELOLAAN SAMPAH PASAR PEDESAAN. PPM reguler Kompetisi.

[img] Text
Makalah_INOTEKS.doc

Download (3MB)

Abstract

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) Unggulan ini diharapkan untuk dapat mengimplemetasikan proses rancang-bangun mesin pengolah tipe crusher, yang merupakan peralatan utama dalam aplikasi teknologi fine composting untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah di Pasar Pengkol. Dengan adanya mesin ini, diharapkan sampah di Pasar Pengkol dapat dimanfaatkan oleh anggota Karang Taruna menjadi pupuk organik yang dapat membantu untuk mencukupi kebutuhan pupuk masyarakat setempat. Untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh khalayak sasaran, maka kegiatan PPM ini dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu: pengadaan peralatan, teori dan ceramah, metode demonstrasi, latihan dan praktek. Kegiatan PPM ini dilakukan mulai tanggal 4 Juli 2010 sampai dengan tanggal 5 September 2010 diikuti oleh 25 anggota Karang Taruna setempat. Kegiatan dilaksanakan di bengkel perakitan mesin, dan di lokasi khalayak sasaran yaitu Dukuh KebonLuwak, Desa Ringin Larik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Pembuatan pupuk organik dapat dilakukan dengan lebih cepat dan menghasilkan volume pupuk organik yang lebih besar setelah dilakukan pencampuran pupuk kandang, sampah sayuran yang telah dihaluskan dengan mesin pencacah, dan penambahan starter mikroba (stardec). Mesin pencacah yang disediakan, dengan dimensi 1500 x 1000 x 1500 mm, dilengkapi 18 pisau tahan karat, dengan motor penggerak diesel 8 PK, telah dapat bekerja dengan baik untuk mencacah pupuk organik kering yang sudah jadi, namun masih perlu disempurnakan untuk mencacah sampah sayuran yang bersifat basah. Mesin mampu berproduksi dengan kapasitas 250 kg/jam, dan ukuran potongan 5 sampai dengan 10 mm. Mesin pencacah ditempatkan di ruangan yang memiliki penutup atap dilengkapi ventilasi udara yang mencukupi, dan diletakkan di atas tumpuan pada posisi yang stabil. Pupuk organik siap untuk digunakan setelah mengalami proses pematang selama ± 3 minggu lebih cepat dari cara tradisional yang membutuhkan waktu 2-3 bulan. Pupuk yang dihasilkan menjadi lebih halus (tidak “gembel”) setelah dilakukan pencacahan dan lebih mudah untuk digunakan di area pertanian. Kompetensi para peserta pelatihan dapat meningkat, khususnya kompetensi dalam pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sampah pasar sayuran setempat.

Item Type: Article
Subjects: LPPMP
Divisions: LPPMP - Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Date Deposited: 09 Aug 2012 03:30
Last Modified: 02 Oct 2019 02:06
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3605

Actions (login required)

View Item View Item