Perkembangan Pendidikan di Ponorogo Tahun 1900-1942

Setyowati, Weny Dwi (2016) Perkembangan Pendidikan di Ponorogo Tahun 1900-1942. S1 thesis, FIS.

[img] Other (Skripsi Digital)
Skripsi Full 12407141020.swf - Published Version

Download (3MB)

Abstract

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, bahasa Belanda menjadi salah satu syarat untuk mendapat pekerjaan di kantor maupun perusahaan. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung dalam bahasa Belanda bisa di dapat lewat pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan tersebut mulai dilakukan oleh pemerintah Belanda di Hindia Belanda. Sistem pendidikan yang diselenggarakan dikenal dengan sistem pendidikan barat atau modern. Ponorogo merupakan salah satu wilayah di yang juga mendapat penyelenggaraan pendidikan tersebut. Sebelum pendidikan modern diselenggarakan, di Ponorogo sudah terdapat sistem pendidikan tradisional atau pesantren. Pada perkembangannya, pihak swasta juga ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan di Ponorogo. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui aktivitas pesantren, pemerintah Belanda, dan pihak swasta dalam penyelenggaraan pendidikan di Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis. Metode sejarah kritis dimulai dari heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Heuristik merupakan tahap pencarian dan pengumpulan data atau sumber-sumber dan informasi mengenai peristiwa yang sedang diteliti. Kritik sumber merupakan tahap untuk mengkaji otentisitas dan kredibilitas sumber-sumber yang diperoleh baik dari segi fisik maupun isi. Interpretasi merupakan tahap untuk mencari keterkaitan makna yang berhubungan antara fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh sehingga peristiwa sejarah menjadi lebih jelas. Historiografi merupakan tahap penulisan yang yang menyampaikan sintesis dalam bentuk karya sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain terdapat pendidikan tradisional, Ponorogo juga menjadi tempat untuk penyelenggaraan pendidikan modern yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Akan tetapi, penyelenggaraan pendidikan hanya terbatas bagi golongan elite. Golongan rakyat biasa pada umumnya hanya dapat sekolah di sekolah rendah, misalnya Sekolah Desa. Pada perkembangannya, penyelenggaraan pendidikan modern tersebut ditiru oleh organisasi pergerakan di Ponorogo. Pendidikan yang berlangsung di Ponorogo menimbulkan dampak seperti munculnya golongan santri dan abangan, terbentuknya organisasi pergerakan, memunculkan golongan pejabat tinggi dan rakyat biasa (tidak terpelajar). Pendidikan yang berlangsung di Ponorogo pada akhirnya meningkatkan kecerdasan dan kereligusan masyarakat Ponorogo. Kata Kunci: Pendidikan, Perkembangan, Ponorogo.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Ilmu Sejarah
Depositing User: Admin Pendidikan Sejarah FIS
Date Deposited: 24 Jun 2016 01:06
Last Modified: 30 Jan 2019 09:44
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35310

Actions (login required)

View Item View Item