Lokalitas Sasak dalam Novel Guru Dane dan Guru Onyeh Karya Salman Faris

Nasrulloh, Lalu (2016) Lokalitas Sasak dalam Novel Guru Dane dan Guru Onyeh Karya Salman Faris. S2 thesis, UNY.

[img] Text
tesis-lalu-nasrulloh-14715251029.swf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) wujud lokalitas Sasak dalam novel Guru Dane dan Guru Onyeh karya Salman Faris, dan (2) fungsi lokalitas Sasak dalam membangun cerita secara keseluruhan pada novel Guru Dane dan Guru Onyeh karya Salman Faris. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian ini adalah novel Guru Dane dan Guru Onyeh karya Salman Faris. Data penelitian ini difokuskan pada permasalahan wujud dan fungsi lokalitas Sasak yang terdapat dalam novel Guru Dane dan Guru Onyeh dengan menggunakan teori sosiologi sastra. Keabsahan data diperoleh dengan uji triangulasi teori. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif, yakni mendeskripsikan, kategorisasi, inferensi, dan penyajian data. Hasil penelitian ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, wujud lokalitas Sasak yang terdapat dalam novel Guru Dane dan Guru Onyeh tercermin pada beberapa unsur, yaitu: (1) lokasi atau tempat menggambarkan lokalitas Sasak yang terdapat di seluruh wilayah Lombok, di antaranya: desa “Puyung” yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, desa “Pancor” di Kabupaten Lombok Timur, desa “Bayan” di Kabupaten Lombok Utara, dan desa “Gerung” di Kabupaten Lombok Barat, serta beberapa tempat lainnya seperti “Makam Selaparang”, “Pantai Senggigi”, “Pantai Kaliantan”, dan “Taman Narmada”, (2) sistem kemasyarakatan suku Sasak ditandai dengan adanya stratifikasi sosial dan sistem kekerabatan yakni kurenan dan sorohan, serta terdapat istilah pengamaq yang menunjukkan sistem kekerabatan suku Sasak yang cenderung “patrilineal”, (3) sistem kepercayaan (agama) dan mitos, ditandai dengan adanya kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang terdapat pada mantra dan benda pusaka serta adanya kepercayaan Wetu Lima dan Wetu Telu, (4) kesenian Sasak, di antaranya: tembang, kayak, jangger, gendang beleq, dan lontar Monyeh (5) penggunaan bahasa Sasak, tercermin pada variasi dialek ngeno-ngene, (6) sistem mata pencaharian hidup masyarakat suku Sasak adalah petani, pembuat senjata, pedagang, dan maling, dan (7) sistem teknologi dan peralatan masyarakat suku Sasak, seperti selao, sapuk, dan cidomo. Semua unsur tersebut menggambarkan lokalitas Sasak sehingga novel Guru Dane dan Guru Onyeh memiliki tipikal dan fungsional. Kedua, fungsi lokalitas Sasak yang dapat membangun cerita secara keseluruhan, yang paling dominan mempengaruhi adalah latar tempat, seperti adanya desa “Sukaraje” di Kabupaten Lombok Tengah, penggunaan bahasa Sasak (diksi) pada tembang, kayak, dan istilah-istilah Sasak, serta yang terakhir adalah nama-nama tokoh, seperti di antaranya ialah Temelak Mangan, Tuan Guru Ilal, Beboro, Amaq Dulaji, Amaq Tembiengbieng, dan Jero Mihram

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: lokalitas, Sasak, sosiologi sastra
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Program Pascasarjana > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 14 Jun 2016 01:41
Last Modified: 09 May 2019 07:17
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/34456

Actions (login required)

View Item View Item