Kebijakan Politik Perdana Menteri Ariel Sharon Dalam Konflik Israel-Palestina Tahun 2001-2006

Ngarifin, Samsul (2015) Kebijakan Politik Perdana Menteri Ariel Sharon Dalam Konflik Israel-Palestina Tahun 2001-2006. S1 thesis, FIS.

[img] Other (Skripsi Digital)
Skripsi Samsul N - 11406241042.swf - Published Version

Download (4MB)

Abstract

Ariel Sharon yang menjabat sebagai Perdana Menteri Israel sejak tahun 2001-2006 telah memberikan dampak besar dalam konflik Israel-Palestina. Ariel Sharon terkenal sebagai tokoh garis keras Israel, tetapi periode kedua sebagai Perdana Menteri (2003-2006), Ariel Sharon lebih bersikap moderat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan munculnya Ariel Sharon sebagai Perdana Menteri Israel, (2) mendeskripsikan kebijakan politik ekstrem PM Ariel Sharon, (3) mendeskripsikan kebijakan politik moderat PM Ariel Sharon, serta (4) mendeskripsikan berakhirnya Pemerintahan Perdana Menteri Ariel Sharon. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Kuntowidjoyo yang terdiri dari lima langkah, yaitu: (1) pemilihan topik, merupakan penentuan masalah, (2) heuristik, yaitu pengumpulan sumber, (3) verifikasi, yakni mengkritik sumber sejarah yang terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern, (4) interpretasi, merupakan penafsiran terhadap fakta sejarah, (5), historiografi, yaitu penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukan, (1) Ariel Sharon memiliki perjalanan hidup yang beragam. Karir militernya sangat cemerlang, Sharon terlibat dalam semua perang yang melibatkan Israel. Pensiun dari dunia militer, Ariel Sharon terjun dalam dunia politik. Puncak karir politiknya yaitu menjadi Perdana Menteri Israel tahun 2001-2006 (2) Pemerintahan PM Ariel Sharon harus menghadapi gerakan intifadah Al-Aqsa yang dilakukan rakyat Palestina. Israel menghadapi perlawanan penduduk Palestina dengan melancarkan operasi militer ke Palestina. (3) PM Ariel Sharon mulai bersikap moderat pada periode 2003-2006 menjabat Perdana Menteri Israel. Mahmud Abbas yang menggantikan Yasser Arafat karena wafat, memiliki andil besar atas kesediaan PM Ariel Sharon melakukan perundingan perdamaian. (4) Aksi sepihak PM Ariel Sharon mengosongkan Jalur Gaza dari pemukim Yahudi dan pasukan Israel menyebabkan situasi politik Israel kacau. Tugasnya sebagai Perdana Menteri Israel terganggu setelah Ariel Sharon mengalami koma pada awal tahun 2006. Tugas dan wewenangnya sebagai Perdana Menteri Israel dialihkan kepada Ehud Olmert. Kata Kunci: Ariel Sharon, Konflik Israel-Palestina, 2001-2006

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Admin Pendidikan Sejarah FIS
Date Deposited: 24 Mar 2016 01:42
Last Modified: 30 Jan 2019 07:00
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30455

Actions (login required)

View Item View Item