Pengaruh Krisis Malaise Terhadap Pabrik Gula Gondang Winangun Tahun 1929-1940

Larasati, Sri (2016) Pengaruh Krisis Malaise Terhadap Pabrik Gula Gondang Winangun Tahun 1929-1940. S1 thesis, FIS.

[img] Other (Skripsi Digital)
Skripsi Full 12407141038.swf - Published Version

Download (3MB)

Abstract

Sejak masa tanam paksa sektor perkebunan menjadi bidang yang mendapat perhatian besar dari pemerintah kolonial Belanda karena dianggap sangat menguntungkan. Sejak saat itu sistem ekonomi di Hindia Belanda mulai beralih ke sistem ekonomi modern yang berorientasi pada ekspor. Salah satu komoditi ekspor unggulan pada waktu itu adalah gula. Produksi gula semakin besar jumlahnya dari tahun ke tahun hingga puncaknya pada tahun 1929. Seiring dengan itu jumlah pabrik gula di Hindia Belanda juga terus bertambah. Pada akhir tahun 1929 krisis ekonomi mulai melanda dunia sering disebut dengan krisis malaise. Salah satu bidang yang terkena dampak parah akibat krisis tersebut adalah sektor industri gula. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh krisis malaise terhadap salah satu pabrik gula yang ada di Karisidenan Surakarta yaitu PG Gondang Winangun pada 1929-1940. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis. Pertama, heuristik yang merupakan tahap pengumpulan data atau sumber-sumber sejarah yang relevan. Kedua, kritik sumber, merupakan tahap pengkajian terhadap ontentisitas dan kredibilitas sumber-sumber yang diperoleh yaitu dari segi fisik dan isi sumber. Ketiga, interpretasi yaitu dengan mencari keterkaitan makna yang berhubungan antara fakta-fakta yang telah dperoleh sehingga lebih bermakna. Keempat, historiografi atau penulisan yatu penyampaian sintesis dalam bentuk karya sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produksi PG Gondang Winangun terus meningkat hingga menjelang krisis malaise. Namun, ketika krisis malaise mencapai puncaknya pada tahun 1930 PG Gondang Winangun harus berhenti berproduksi sampai tahun 1935. Selama enam tahun tersebut lahan PG Gondang Winangun dialihfungsikan untuk ditanami padi, palawija, dan rossela. Dampak lebih jauh yang ditimbulkan akibat pabrik gula ini tidak berproduksi adalah para buruh pabrik yang kehilangan pekerjaan. Ketika PG Gondang Winangun kembali berproduksi, pabrik ini pun juga harus mengurangi jumlah buruhnya serta menurunkan upah buruh. Tidak hanya itu pabrik ini juga mengganti bibit tebunya dari varietas POJ 2878 menjadi varietas 3016 guna meningkatkan jumlah produksi gulanya. Kata Kunci: Krisis, Gula, Gondang Winangun

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Ilmu Sejarah
Depositing User: Admin Pendidikan Sejarah FIS
Date Deposited: 23 Mar 2016 01:33
Last Modified: 30 Jan 2019 06:59
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30439

Actions (login required)

View Item View Item