Industri Kerajinan Perak Di Kotagede Yogyakarta Pada Masa Depresi Ekonomi (Malaise) Tahun 1929-1939

Ambarwati, Desi (2015) Industri Kerajinan Perak Di Kotagede Yogyakarta Pada Masa Depresi Ekonomi (Malaise) Tahun 1929-1939. S1 thesis, FIS.

[img] Other (Skripsi Digital)
SKRIPSI 11407141043.swf - Published Version

Download (2MB)

Abstract

Malaise yang terjadi pada akhir tahun 1929 menyebabkan perekonomian dunia mengalami kelesuan. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan tenaga kerja yang kehilangan pekerjaannya. Pada saat yang sama industri kerajinan mengalami masa perkembangan, kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda dijadikan sebagai alternatif untuk memperoleh penghasilan tambahan di luar sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan industri kerajinan perak di Kotagede pada saat terjadinya depresi ekonomi (malaise), peranan industri kerajinan perak dalam perekonomian masyarakat Kotagede, serta dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya malaise terhadap industri kerajinan perak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis. Pertama yaitu heuristik, merupakan tahap pengumpulan data atau sumber-sumber sejarah yang relevan dengan tema yang diambil dalam penelitian. Kedua, kritik sumber, yaitu merupakan tahap untuk pengkajian terhadap keaslian dan keterpercayaan sumber-sumber sejarah. Ketiga, interpretasi, yaitu mengangkat fakta sejarah dan tahap untuk mencari keterkaitan makna antara satu fakta dan fakta yang lain dari data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Keempat, historiografi atau penulisan, yaitu penyampaian sintesis dalam bentuk karya sejarah. Penelitian ini menunjukkan industri kerajinan perak di Kotagede mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga industri ini mampu bertahan pada masa terjadinya malaise. Adanya pakaryan perak juga membuat industri kerajinan perak berkembang menjadi lebih komersil tanpa meninggalkan nilai seni adi luhungnya. Industri kerajinan perak mendapat perhatian khusus dari pemerintah Hindia Belanda dan Keraton karena dianggap mampu membantu perekonomian masyarakat pada waktu itu. Masa keemasan industri kerajinan perak Kotagede justru terjadi pada saat adanya malaise. Jumlah permintaan pasar yang semakin meningkat diiringi oleh jumlah perusahaan yang semakin meningkat pula. Hal tersebut tentunya berdampak pada tersedianya banyak lapangan pekerjaan, yang kemudian memberikan peluang bagi para penganggur untuk dapat bekerja pada sektor industri kerajinan perak, sehingga dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran pada saat itu. Kualitas dan nilai seni kerajinan perak Kotagede juga masih tetap dijaga dengan cara mempertahankan proses produksi yang mengandalkan ketrampilan tangan dari pengrajin. Kata kunci: Industri Kerajinan perak, Kotagede, Malaise.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Ilmu Sejarah
Depositing User: Admin Pendidikan Sejarah FIS
Date Deposited: 10 Mar 2016 01:30
Last Modified: 30 Jan 2019 06:48
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30216

Actions (login required)

View Item View Item