Tindak Tutur Imperatif Guru dalam Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Jetis Mojokerto

Prihatin, Yulianah (2015) Tindak Tutur Imperatif Guru dalam Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Jetis Mojokerto. S2 thesis, UNY.

[img] Text
tesis-yulianah-prihatin-13706251086.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Dalam interaksi di kelas, guru selalu menggunakan bahasa untuk memperlancar proses interaksi. Salah satu bentuk tuturan yang dapat digunakan oleh guru dalam interaksi kelas adalah tindak tutur imperatif. Secara umum, penelitian ini difokuskan pada wujud, fungsi dan strategi tindak tutur imperatif guru dalam interkasi belajar mengajar bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wujud, fungsi dan strategi tindak tutur imperatif guru dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Jetis Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Mojokerto. Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama satu bulan yaitu pada bulan Februari 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah tuturan guru bahasa Indonesia kelas VIII yang diindikasikan sebagai tindak tutur imperatif. Objek dalam penelitian ini adalah wujud, fungsi dan strategi tuturan imperatif bahasa guru dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Jetis Mojokerto. Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Pada pengumpulan data, dilakukan dengan teknik observasi non-partisipan, teknik rekaman (audio-visual), dan teknik catat. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, sampai penarikan kesimpulan dengan memanfaatkan triangulasi data, peningkatan penekunan, dan pemeriksaan sejawat sebagai teknik pengecekan keabsahan data temuan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, terdapat sepuluh wujud tindak tutur imperatif yang digunakan yaitu wujud (1) ngelulu, (2) ajakan, (3) permintaan, (4) desakan, (5) anjuran, (6) imbauan, (7) larangan, (8) persilaan, (9) suruhan dan (10) pemberian izin. Wujud permintaan merupakan wujud yang paling banyak digunakan oleh guru dalam interaksi belajar mengajar yaitu berjumlah 263 tuturan. Kedua, terdapat sepuluh fungsi tindak tutur imperatif yang digunakan yaitu fungsi (1) mengajak, (2) mengizinkan, (3) mendesak, (4) menganjurkam, (5) mengimbau, (6) melarang, (7) menyilakan, (8) meminta, (9) menyuruh dan (10) fungsi memancing jawaban. Fungsi menyuruh paling banyak muncul dalam interaksi belajar mengajar di kelas yaitu 250 tuturan. Ketiga, terdapat dua strategi tindak tutur imperatif yang digunakan yaitu (1) strategi langsung dan (2) strategi tidak langsung. Penggunaan strategi langsung lebih dominan yaitu 314 tuturan.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: tindak tutur imperatif, interaksi belajar mengajar
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Program Pascasarjana > Linguistik Terapan
Depositing User: Users 57 not found.
Date Deposited: 25 Feb 2016 03:46
Last Modified: 11 Nov 2022 03:22
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30040

Actions (login required)

View Item View Item