PEMANFAATAN KARBON AKTIF BAMBU, PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI, DAN KERIKIL AKTIF KALI KRASAK SEBAGAI ABSORBENT PADA PROSES PENJERNIHAN AIR LPPMP UNY UNTUK AIR MINUM

Widiastuti, Tri (2016) PEMANFAATAN KARBON AKTIF BAMBU, PASIR AKTIF PANTAI INDRAYANTI, DAN KERIKIL AKTIF KALI KRASAK SEBAGAI ABSORBENT PADA PROSES PENJERNIHAN AIR LPPMP UNY UNTUK AIR MINUM. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
abstrak.pdf

Download (14kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (93kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (627kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (79kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh volume dan jenis absorbent (karbon aktif Bambu, pasir aktif pantai Indrayanti, dan kerikil aktif kali Krasak) terhadap efisiensi transmisi cahaya (EP), TDS (Total Dissolved Solids), dan pH dalam proses penjernihan air LPPMP UNY. (2) Pengaruh jenis absorbent terhadap efisiensi penyerapan Fe dalam proses penjernihan air LPPMP UNY. (3) Pengaruh variasi komposisi jenis absorbent terhadap efisiensi transmisi cahaya, TDS, pH, dan efisiensi penyerapan Fe dalam proses penjernihan air LPPMP UNY. (4) Pengaruh daya serap sistem FAS (Filtrasi, Absorbsi, dan Sedimentasi) terhadap penurunan kadar coliform dalam proses penjernihan air LPPMP UNY. Proses pertama pembuatan karbon aktif, pasir aktif, dan kerikil aktif pada penelitian ini adalah karbonisasi bambu, penggerusan, pengayakan dengan ukuran 2,38 mm untuk karbon; 0,639 mm untuk pasir; dan 3,4 mm untuk kerikil, pencucian, dan pengeringan. Selanjutnya, proses aktivasi fisika dengan pemanasan dalam oven pada suhu 200 oC selama 60 menit. Proses penyaringan air dengan ketiga absorbent menggunakan pipa FAS, yaitu dengan mengalirkan air ke pipa FAS yang sudah diberi absorbent. Variasi volume yang digunakan untuk karbon aktif adalah 490 ml, 980 ml, 1470 ml, 1960 ml, dan 2450 ml. Volume pasir aktif sebesar 660 ml, 1320 ml, 1980 ml, 2640 ml, dan 3300 ml. Volume kerikil aktif sebesar 540 ml, 1080 ml, 1620 ml, 2160 ml, dan 2700 ml. Perlakuan ini diulangi dengan perbandingan volume komposisi jenis absorbent, dimana K adalah karbon aktif, P adalah pasir aktif, dan Kr adalah kerikil aktif, yaitu K:K:P:P, K:K:Kr:Kr, P:P:Kr:Kr, K:K:P:Kr, K:P:P:Kr, dan K:P:Kr:Kr. Langkah selanjutnya, yaitu pengukuran intensitas transmisi cahaya, jumlah zat padat terlarut, suhu, pH pada semua sampel air hasil penyaringan. Setelah itu, dilakukan pengukuran kadar Fe dan total coliform pada sampel yang ditentukan. Hasil Penelitian menunjukan EP karbon aktif, pasir aktif, dan kerikil aktif terhadap partikel pengotor air cenderung naik, TDS cenderung turun, dan pH cenderung sama dengan kenaikan volume. Efisiensi penyerapan Fe terbaik pada karbon aktif bambu sebesar (90,3±0,2) %. EP tertinggi pada perbandingan K:K:P:P dengan nilai (90±1) %. TDS terbaik pada perbandingan K:K:Kr:Kr dengan nilai 141 ppm. Efisiensi penyerapan logam Fe terbaik pada perbandingan K:K:P:P dan K:K:Kr:Kr dengan nilai (90,3±0,2) %. Terjadinya penurunan kadar coliform menjadi 0 MPN/100ml pada air hasil penyaringan menggunakan karbon aktif bambu dengan volume 2450 ml.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: absorbent, coliform, Fe, intensitas transmisi cahaya, dan karbon aktif
Subjects: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Fisika
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) > Pendidikan Fisika > Pendidikan Fisika
Depositing User: Admin Fisika FMIPA
Date Deposited: 03 Feb 2016 18:05
Last Modified: 30 Jan 2019 06:13
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29421

Actions (login required)

View Item View Item